Senin 26 Aug 2013 07:58 WIB

Swasembada Daging Sapi Indonesia Dinilai Hanya Mimpi

Red:
 Petugas memeriksa daging sapi segar murah yang akan dilepas perdana di Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (22/7).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Petugas memeriksa daging sapi segar murah yang akan dilepas perdana di Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (22/7). (Republika/Aditya Pradana Putra)

CANBERRA -- Perhitungan ANZ Bank menunjukkan, kalau Indonesia terus mendorong agar 90 persen daging sapinya dipenuhi produksi dalam negeri, sapi ternak di Indonesia akan habis dalam waktu delapan tahun.

Gambaran itu dimuat dalam laporan yang dirilis pekan ini, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta ANZ untuk membuat modelling bagi beberapa tingkatan swasembada daging sapi.

Kepala riset agribisnis global pada bank ANZ, Michael Whitehead, mengatakan, produktivitas sapi perlu secara dramatis diperbaiki. "Tingkat swasembawa 70 persen jauh lebih mungkin dicapai, dan tujuan itu bisa dimulai di tahun 2020, bukan 2014," katanya.

Menurut Whitehead, hal itu akan memungkinkan dilanjutkannya ekspor sapi hidup dan daging sapi dari Australia. Pada tingkat swasembada 70 persen, jelasnya, itu berarti ekspor sapi hidup sekitar 470.000 ekor dan 75.000 ton daging sapi kemas di tahun 2020, naik menjadi hampir 700.000 ekor sapi hidup di tahun 2030.