REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stadion Gelora Bung Karno kembali menjadi tempat bersejarah. Bukan hanya bagi para pecinta sepak bola Indonesia menyaksikan para penggawa tim nasional berjuang demi merah putih, namun juga bagi perjalanan musik di Indonesia.
Ahad (25/8) malam, stadion berkapasitas 100.000 penonton itu berubah menjadi area konser. Dua gawang yang berhadapan diganti dengan rigging FOH (tempat pengendalian lighting, tata lampu dan sound system) setinggi puluhan meter. Di garis tengah lapangan berdiri kokoh panggung dua tingkat sepanjang 65 meter dengan tinggi mencapai 20 meter.
Di bagian belakang panggung terpampang satu LED besar yang diapit dua LED lainnya.
Kemarin malam, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 ini menjadi tempat bagi James Hetfield (vokal dan rhythm gitar), Lars Ulrich (drum), dan Kirk Hammett (gitar) beraksi. Metallica membakar Jakarta dan menghibur para penggemarnya dalam aksi powerfull selama lebih dari dua jam.
Sebelumnya, stadion GBK --dulunya bernama Stadion Utama Senayan-- pernah menjadi tempat bagi penampilan Mick Jagger, Deep Purple, Linkin Park, dan Bad Religion.
Kehadiran Metallica sendiri telah dinanti selama lebih dari dua puluh tahun. Metallica pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia pada tahun 1993. Kala itu, Metallica menggelar konser selama dua hari di Stadion Lebak Bulus, Jakarta.
Puluhan ribu orang memadati stadion utama Gelora Bung Karno sejak siang hari. Tua, muda, baik mereka yang berasal dari Jakarta dan berbagai daerah lainnya di Indonesia 'menyemut' di GBK. Mereka datang dengan satu tujuan yang sama, Metallica.
Penampilan Metallica diawali dengan band asal Bandung, Seringai. Seringai memberi pemanasan bagi para Metal Heads dengan sejumlah hitsnya seperti 'Serigala Militia', 'Individu Merdeka' dan 'Akselarasi Maksimal'.
Malam itu mereka juga berkolaborasi dengan gitaris Burgerkill, Eben dan Stevie Item dari Deadsquad. "Terima kasih untuk promotor yang sudah membawa mimpi kita sejak kecil ke sini," ujar Arian sang vokalis di sela-sela penampilannya.
Setelah Seringai turun panggung, giliran sang 'Empunya' acara, diawali para crew yang melakukan berbagai persiapan. Mereka wara-wiri mempersiapkan segala sesuatu.
30 menit berlalu akhirnya Metallica benar-benar naik panggung. Lampu yang awalnya temaram tiba-tiba gelap gulita. Intro 'The Ecstasy of Gold' dilantunkan bersamaan dengan diputarnya klip yang menjadi pembuka konser.
Arungan rythm lagu 'Hit the Lights' dari James Hetfield kemudian menyentak. Konser resmi dimulai. Puluhan ribu penonton baik di kelas festival ataupun tribune dan beberapa kelas lainnya larut dalam musik Metallica.
Tanpa memberikan jeda, Metallica melanjutkan dengan sederet lagu lainnya seperti 'Master of Puppets', 'Fuel', 'Ride the Lightning', 'Fade to Black', 'The Four Horsemen', 'Cyanide', 'Sanitarium' dan Welcome Home (Sanitarium)'.
"Hello Jakarta, kami melihat penonton yang begitu enerjik. Apakah kalian merindukan kami?," tanya James.
Pertanyaan itu langsung dijawab histeria penonton.
James secara tersirat menyatakan masih teringat dengan apa yang terjadi pada tahun 1993 silam di stadion Lebak Bulus. Konser mereka yang berlangsung dua hari itu diwarnai kerusuhan. Namun itu sudah berlalu, Metallica pun seolah meminta kejadian itu tidak terulang.
"Kalian adalah keluarga Metallica, kalian adalah personel kelima kami," sebut James. "Lebih dari 30 tahun dan kalian masih berdiri seperti ini, terima kasih sekali lagi Jakarta. I love you to," ujar James lagi.
Sesuai janjinya, Metallica akan bermain selama lebih dari dua jam dalam balutan sound yang 'Extremely Loud'. Sound yang keluar malam tadi begitu powerfull. Baik penonton yang ada di kelas festival atau tribune, semua sepakat sound Metallica tadi malam benar-benar 'Nendang'.
Selanjutnya, Metallica kian "Tancap Gas" dengan lagu 'Sad but True', 'Orion', 'One', For Whom the Bell Tolls' serta 'Blackened'.
Setelah menyajikan lagu dengan tempo cepat, Metallica coba menurunkan tempo. 'Nothing Else Matters' kemudian melantun. Disambung dengan salah satu lagu tersukses Metallica --yang diambil dari 'Black Album'-- 'Enter Sandman'.
'Enter Sandman' seolah menjadi klimaks dalam konser. Tanpa komando, penonton serempak ikut beryanyi di sepanjang lagu. Tidak ketinggalan, di beberapa titik, mosh pit area yang dibentuk penonton kian kencang.
Setelah itu Metallica pamit turun panggung pertanda Encore.
Setelah beberapa menit menarik nafas di belakang panggung, Metallica kembali dengan membawakan 'Creeping Death' dan 'Fire with Fire'. Aksi Metallica akhirnya benar-benar ditutup dengan 'Seek and Destroy'.
'Metallica loves Jakarta!," teriak James. "Makasih banyak!," sambung Trujillo.
Membawakan 18 lagu selama lebih dari dua jam, penampilan Metallica tadi malam benar-benar memuaskan. Meski mereka tidak lagi muda, aksi panggung mereka masih powerfull. Stamina mereka juga tidak terlihat kendor sedikit pun. Kualitas suara James Hetfield juga masih sama.
Akan tetapi, apa yang membuat penampilan mereka tadi malam benar-benar istimewa adalah kolaborasi antara aksi panggung Metallica dengan loyalitas penonton yang luar biasa.
Wajah sumringah para personel Metallica saat membawa bendera merah putih di penghujung konser mungkin tidak akan terjadi jika para penonton tidak 'segila' tadi malam. Aksi memutar bass Trujillo mungkin saja tidak akan terjadi jika stadion GBK tidak dipenuhi dengan 'koor' nyanyian dari para penonton.
Akhirnya, tidak hanya penonton yang terpuaskan, namun juga Metallica. Mereka kagum dengan 'kegilaan' penonton dan berjanji akan kembali suatu saat nanti.
"Kalian semua gila, kami akan sesegera mungkin kembali ke Indonesia," janji Ulrich yang langsung disambut tepuk tangan riuh penonton.
Semoga saja.