REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon mengatakan penggunaan senjata kimia melanggar Hak Asasi Manusia dan harus mendapat hukuman.
Washington diprediksi tengah bersiap memberi sanksi kepada Suriah jika laporan mengkonfirmasi pemerintah Suriah menggunakan gas beracun kepada warga sipil.
Inspektor PBB tengah berada di Suriah untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia. Mereka berencana memeriksa lokasi serangan senjata kimia yang terjadi pekan lalu di suburban Damaskus, Jobar.
"Ini hanya soal waktu...kita tidak bisa menundanya. Kita semua sudah melihat gambar mengerikan di televisi dan media sosial," ujar Moon dikutip CNN, Senin (26/8).
Pada Ahad kemarin, pemerintah Suriah menyetujui inspektor PBB mendapat akses masuk ke negaranya. Militer akan menjaga keamanan selama inspektor PBB bekerja.
Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengulangi bantahan bahwa militernya menggunakan gas beracun.
"Wilayah yang diklaim menjadi lokasi serangan dekat dengan posisi Tentara Suriah, jadi bagaimana mungkin bahwa negara mana pun akan menggunakan senjata kimia di daerah di mana kekuatannya sendiri berada?" ujarnya dalam wawancara dengan surat kabar Rusia Izvestia.
Dia menuduh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis mengeksploitasi insiden tersebut.