REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meluncurkan mobil dan bus listrik bernama 'Hevina' di Graha Widya Bhakti DRN, Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (26/8). Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta, menargetkan bisa memproduksi massal kendaraan listrik pada 2017.
‘’Ya, kan 2016 bisa dicoba, tapi produksi masalnya di 2017. Tapi, produksinya untuk dalam negeri dulu,’’ ujar Gusti kepada wartawan di sela-sela acara launching ‘Hevina’.
Menurut Gusti, saat ini swasta sebenarnya sudah ada yang memproduksi kendaraam listrik. Yakni, untuk melayani pelaksanaan APEC di Bali. Swasta, memang sudah siap mobil listriknya. ’’Mobil ‘Hevina’ ini, belum bisa diproduksi masal. Kalau bus sudah siap,’’ katanya.
Gusti mengatakan, harga penelitian mobil ‘Hevina’ sebesar Rp 500 juta. Sementara, bus listriknya sebesar Rp 1,8 miliar. Kalau diproduksi masal, maka biaya produksi turunnya bisa mencampai 30 persen. Apalagi, kalau dibantu dengan mengurangi pajaknya maka bisa lebih murah lagi. ‘’Kalau ini diproduksi masal, biasanya ada industri yang menunjang itu,’’ kata Gusti.
Untuk penggunaan komponen, kata dia, pada pembuatan unit pertama biasanya digunakan komponen lokal 30 persen. Setelah unit ketiga puluh, biasanya komponen lokal yang digunakan bisa mencapai 60 persen. ‘’Tadi saya sudah mencoba (mobil Hevina, red) fisiknya sudah oke,’’ katanya.