Senin 26 Aug 2013 17:54 WIB

Pemerkosa Berkeliaran di India, Keamanan Wanita Terancam

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
Korban perkosaan (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Korban perkosaan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Lima terduga pelaku pemerkosaan fotografer ditangkap Polisi Mumbai. Serangkaian kasus pemerkosaan di India yang dilakukan secara beramai-ramai menimbulkan perdebatan terkait keamanan wanita di seluruh negeri.

Tindakan kriminal itu memicu protes dan kemarahan massa. Selain pemerkosaan fotografer, seorang karyawan wanita pada 24 Agustus lalu juga diperkosa beramai-ramai di India timur.

Kabar itu kemungkinan akan menjadi bahan kampanye untuk pemilihan umum pada Mei mendatang. "Penegakan hukum akan menjadi isu terbesar dalam pemilu," ujar kepala Pusat Studi media, N Bhaskara Rao dikutip Bloomberg, Senin (26/8).

Isu pemerkosaan di India memanas setelah pada Desember tahun lalu seorang mahasiswi diperkosa ramai-ramai di bus. Korban kemudian meninggal karena luka-luka yang dideritanya. Setelah diperkosa, korban dilempar dari bus yang berjalan.

Insiden pemerkosaan yang terjadi pada fotografer juga kembali membuat protes massa selama akhir pekan. Mereka menuntut pembuat kebijakan untuk memberi hukuman yang lebih berat kepada pelaku pemerkosaan. Lima orang pelaku pemerkosaan fotografer akan didakwa dengan undang-undang baru yang memberi hukuman maksimum 20 tahun jika terbukti bersalah.

Menteri Pariwisata India, K. Chiranjeevi juga mengekpresikan kekhawatiran terkait keamanan turis asing setelah seorang mahasiswi asal AS menulis pengalamannya selama tinggal di India. Wanita tersebut, Michaela Cross mengaku trauma setelah kembali ke AS dari India.

Cross mengatakan seorang pria membuntutinya dan melakukan masturbasi di depannya saat dia tinggal di negara tersebut. Selain itu, dia menceritakan karyawan sebuah hotel di Resort Goa mencoba memperkosa teman kamarnya dan berulang-ulang menelponnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement