REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Militer Mesir perlahan-lahan berhasil membuat Ikhwanul Muslimin sebagai pihak yang bersalah. Bahkan, militer meminta ulama-ulama moderat membantu 'mengebiri' IM yang melakukan perlawan pascakudeta Muhammad Mursi dari kursi presiden.
Mantan mufti Mesir, Ali Gomaa mengungkapkan kekesalannya terhadap kekacauan negara akibat perlawanan IM. Gomaa menyitir ayat-ayat suci tentang larangan pengkafiran terhadap orang lain hanya lantaran tidak senada dan perspektif yang beda.
Gomaa mengharamkan Muslim Mesir yang ikut dalam aksi IM untuk kembali mendudukkan Mursi sebagai pemimpin. Apalagi kata dia, IM telah menuduh semua lini yang beda sebagai mereka yang pantas dinistakan dan dibunuh. "Bahkan dengan darah sekalipun, kita harus melawan ini," katanya seperti disadur dari New York Times.
Tokoh lainnya, Amr Khaled memberi sentuhan semangat beda bagi pemuda muslim. Baginya, semangat pembangkangan semestinya berdasar kepentingan bersama. Khaled bertanya alasan IM mengatasnamakan rakyat Mesir yang homogen.
Kata dia, pendongkelan Mursi oleh militer adalah usaha terbaik menghindari perang saudara. Di mata Amr Khaled, militer adalah pahlawan dan komandan penyelamat bangsa. Ungkapan diplomatis dia serukan agar pemuda mentaati.
"Kita wajib memberikan kewenangan militer dalam situasi ini. Itu bermakna dihadapan Tuhan," tuturnya.
Khaled menambahi ungkapan propagandanya dengan mengatakan, militer adalah komandan, dan telah melakukan tugas besar. "Agama mengatur hukuman bagi pembangkang dan orang-orang yang tidak mematuhi komandannya," ujar dia.
Sementara itu, Juru Bicara Militer Kolonel Ahmed Aly membenarkan tayangan-tayangan menyudutkan IM didanai militer. Lewat korespondensi via e-mail, Aly mengatakan, tayanga-tayangan tersebut adalah pidato-pidato keagamaan dalam kajian budaya dan agama yang lebih luas.