Selasa 27 Aug 2013 06:45 WIB

Penyelenggara Miss World Jamin Tak Ada 'Buka-bukaan'

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Fernan Rahadi
Penobatan Miss World 2012, gelar yang dimenangkan kontestan dari Cina.
Foto: AP PHOTO
Penobatan Miss World 2012, gelar yang dimenangkan kontestan dari Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanggung jawab media untuk ajang kecantikan Miss World 2013 Arief Suditomo menjamin tidak ada 'buka-bukaan' dalam ajang tersebut. Miss World rencananya akan dibuka pada 8 September.

"Kami jamin semua hal yang dikhawatirkan MUI, exposure itu tidak ada," ujarnya saat ditemui di sela-sela rapat koordinasi teknis penyelenggaraan Miss World 2013 di Kemenko Kesra, Senin (26/8).

Direktur Programming dan Produksi Sindo TV itu menambahkan hal tersebut merupakan kemenangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Menurutnya, tidak mudah menyakinkan panitia untuk memformat ulang penyelenggaraan Miss World.

Namun, karena panitia kontes tersebut melihat keindahan alam Indonesia akhirnya mereka menerima keputusan itu. Nantinya, sesi berbikini  penyelenggaraan Miss World yang akan dilakukan di Jakarta dan Bali ditiadakan. Arief sendiri mengaku pihaknya sudah sangat siap mengadakan Miss World 2013.

Rapat koordinasi di Kemenko Kesra dilakukan untuk saling memberi masukan dari berbagai pihak yang terlibat. Berbagai pihak hadir dalam rapat, di antaranya perwakilan dari Badan Intelijen Nasional, Polri, Kemenko Kesra dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Rapat atas undangan Kemenko Kesra itu juga mengundang pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnain hadir untuk memberikan surat penolakan penyelenggaraan Miss World. Ia kemudian meninggalkan rapat hanya beberapa menit setelah rapat dimulai.

"Menko Kesra harus memberi laporan pada presiden. Di sini (rapat) seluruh stakeholder harus dengar. Rapat dengar pendapat dengan Kemenparekraf sudah. Sekarang Kemenko Kesra harus dengar dari awal," katanya.

Menanggapi penolakan keras dari Majelis Ulama Indonesia, Arief mengatakan itu adalah kebebasan bagi setiap orang untuk berpendapat. Menurutnya, Indonesia sebagai tuan rumah Miss World bukan untuk kepentingan pribadi, tapi merupakan sumbangan untuk kepentingan bangsa. 

Disinggung mengenai kemungkinan pengerahan massa dari kelompok tertentu yang menolak, Arief berharap hal itu tidak terjadi. Pria yang mengenakan batik biru tersebut mengatakan menyikapi perbedaan tidak bisa seperti itu, tapi harus saling menghargai.

Ia menegaskan ajang ini berbeda dengan ajang serupa Miss Universe. Miss World mempunyai konsep beauty with purpose. Konsep ini, lanjutnya, percaya cantik saja tidak cukup. Kecantikan lahiriah harus dibarengi dengan manfaat bagi orang lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement