Selasa 27 Aug 2013 08:41 WIB

Arief: Alat Poltik Apa? Pak Wali Kali yang Paham Berpolitik

Rep: Nurhamidah/ Red: Djibril Muhammad
Pemilukada (ilustrasi)
Foto: Antara/Syaiful Arif
Pemilukada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Calon Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah membantah pernyataan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim terkait RS Sari Asih Group dijadikan sebagai alat politik olehnya.

Arief menyatakan RS Sari Asih Group sudah ada sejak dahulu sebelum ia menjadi wakil wali kota Tangerang dan mencalonkan diri sebagai calon wali kota Tangerang.

"Alat politik apa? RS Sari Asih sudah ada sejak dulu sebelum mencalonkan jadi wali kota. Mungkin Pak wali kali yang lebih paham berpolitik," papar Arief Wismansyah kepada Republika, Senin (26/8).

Menurut dia apabila alasan pemutusan Jamkesda pada RS Sari Asih Group karena jumlah tagihannya paling besar itu salah besar. Sebab, ia menyatakan justru RSUD Kabupaten Tangerang dan RS Karang Tengah Medika yang lebih besar dari RS Sari Asih Group. Namun kenapa kedua rumah sakit tersebut tidak dihentikan program Jamkesdanya.

Arief menuturkan pemutusan kerjasama pada RS Sari Asih Group dilakukan secara sepihak oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang atas persetujuan wali kota.

RS Sari Asih Group sejauh ini sudah menjalankan kerja sama atas kebijakan Pemkot untuk melayani masyarakat pengguna pelayanan Multiguna atau Jamkesda.

RS Sari Asih Group merupakan bagian rumah sakit yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut Peraturan Wali Kota (Perwal) semua rumah sakit bisa melayani pasien program multiguna.

"Jangan memfitnah tanpa bukti. RS Sari Asih bagian rumah sakit yang Pak Wali sendiri sesuai Perwal menunjuk rumah sakit untuk melayani program multiguna," tuturnya.

Arief menyatakan komitmen RS Sari Asih Group tetap akan memberikan pelayanan pada warga tidak mampu. Sehingga bukan hanya terbatas pada pasien pengguna multiguna saja.

Sejauh ini RS Sari Asih Group bisa dikatakan memberikan pelayanan lebih banyak kepada masyarakat. Sebab jumlah pasien multiguna selalu banyak ke rumah sakit tersebut.

Sehingga pemutusan Jamkesda tersebut lebih merugikan masyarakat dibanding rumah sakit. Ia juga membantah tentang adanya dugaan warga yang akan berobat ditanya tentang memilih dirinya.

Menurut dia, apabila tidak percaya silakan lakukan pengecekan kepada sejumlah RS Sari Asih Group apakah ada dugaan tersebut atau tidak.

"Buktiin sendiri saja, apakah ada perintah coblos nomor lima gitu. Jangan memfitnah, nanti marah, dikatakan menghujat padahal kita diem – diem saja," ungkapnya. Sehingga ia menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menilai hal tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement