REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS -- Penyidik dari PBB menunda inspeksi senjata kimia di Suriah setelah kendaraan mereka ditembaki penembak jitu atau sniper, Senin (26/8). Mereka datang ke Suriah untuk mencari bukti penggunaan senjata kimia.
"Kendaraan pertama dari tim investigasi senjata kimia ditembak beberapa kali oleh penembak jitu tak dikenal," ujar juru bicara PBB, martin Nesirky dikutip Al-Arabiya.
Tidak ada korban luka dalam penembakan itu. Penyelidik senjata PBB akan memeriksa lokasi serangan senjata kimia yang diduga menewaskan sedikitnya 1.300 orang pekan lalu di pinggiran kota Damaskus.
PBB masuk ke Suriah menyusul pemerintah setempat setuju untuk memberi izin inspektur mengunjungi lokasi. Sebelumnya, Washington masih menimbang bagaimana menanggapi senjata kimia Suriah.
"Berdasarkan jumlah korban yang dilaporkan, laporan gejala dari mereka yang terbunuh dan luka, kesaksian dan fakta lain dari sumber, komunitas intelijen AS dan partner Internasional, ada sedikit keraguan di poin ini senjata kimia digunakan rezim Suriah untuk melawan warga sipil," ujar pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya.
Oposisi Suriah mengatakan lebih dari 1.300 orang tewas saat pasukan rezim melepaskan senjata kimia di kota yang dikuasai militan. Sementara, Doctors Without Borders menyebut 355 orang tewas.
Pemerintah Suriah membantah keras keterlibatannya dalam serangan tersebut dan menuduh pejuang oposisi.