REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang membatalkan peluncuran roket baru yang diharapkan dapat membuat penempatan satelit di luar angkasa lebih murah dan efisien.
Otoritas Japan Aerospace Exploration Agency, Yuko Hoshikawa membatalkan rencana peluncuran roket Epsilon dari pusat luar angkasa di selatan pulau Kyushu Jepang, Selasa (27/8).
Dia tidak memperjelas apakan peluncuran akan dijadwal ulang. Dikatakan, masalah pembatalan peluncuran masih diselidiki.
Epsilon merupakan roket baru yang didesain Jepang sejak H2A diperkenalkan pada 2001. H2A terus menjadi roket utama Jepang, namun otoritas menginginkan pembangunan Epsilon yang dapat mengembangkan program H2A menjadi lebih murah.
Jepang berharap, dapat lebih agresif berkompetisi dalam bisnis peluncuran roket internasional. Roket yang rencananya diluncurkan Selasa ini akan membawa SPRINT-A, teleskop luar angkasa pertama yang didesain khusus untuk mengamati planet lain.
Teleskop itu biasa digunakan untuk melihat Venus, Mars, dan Yupiter. Dalam laporan NYtimes, dari data JAXA, Epsilon menelan biaya 3,8 miliar yen atau 40 juta dolar AS, sepertiga dari biaya H2A. Roket memiliki panjang 24 meter, setengah ukuran H2A.