REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menginstruksikan Perum Bulog untuk stabilkan harga kedelai.
Semakin cepat Bulog diberikan inpres, harga bisa cepat stabil. "Apalagi mengeksekusi instruksi presiden juga tidak mudah, butuh waktu," katanya kepada Republika, Selasa (27/8).
Selain Bulog, ia berharap agar importir kedelai sedikit berkorban untuk menurunkan harga dengan memperkecil target keuntungan. Kalau hal ini tidak dilakukan, bisa jadi kenaikan harga kedelai menjadi lebih liar.
Gejolak harga yang terjadi saat ini menurutnya berbeda dengan apa yang terjadi tahun lalu. Harga kedelai skarang melambung akibat faktor melemahnya rupiah. Sedangkan sebelumnya, harga naik karena produksi kedelai impor di Amerika juga terganggu.
"Kalau dalam situasi begini, Kementan tidak bisa berbuat banyak. Pemicunya berbeda. Kami fokus pada produksi kedelai secepat-cepatnya," ujar Wamentan.
Sekarang ini sebanyak 75 persen pasokan dipenuhi oleh kedelai impor. Tahun 2012, produksi kedelai mencapai 570 ribu ton. Berdasarkan angka ramalan (aram) 1, produksi kedelai kini mencapai 600 ribu ton. Sedangkan kebutuhan kedelai per tahun mencapai 2,5 juta ton.