REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menerapkan surveillance system dalam mengantisipasi penyebaran Corona virus. Selain sederet pencegahan, jamaah haji akan diminta lapor diri selama dua pekan sejak kepulangan mereka ke Indonesia.
"Saat pulang, jamaah akan menjalani pemeriksaan dengan thermo scanner. Jika ada dugaan misalnya suhu tubuh yang tinggi, maka akan kita periksa lebih lanjut," kata Wakil Menteri Kesehatan Prof dr Ali Ghufron Mukti pada Selasa (27/8).
"Nanti selama 14 hari atau dua pekan, jamaah haji tetap harus lapor diri," kata Ali.
Namun, langkah antisipasi telah disiapkan sebelum jamaah pergi ke Tanah Suci. Ghufron menekankan pentingnya pola hiduo yang bersih dan sehat antara lain mengonsumsi gizi seimbang termasuk mencukupi asupan elektrolit karena jamaah rentan mengalami kekurangan cairan tubuh atai dehidrasi.
"Nanti juga kita akan bagikan masker," kata Ghufron.
Menurut situs resmi World Health Organization (WHO), akibat Corona virus terdeteksi pada April 2012, awalnya tidak mengenai manusia. Jenis baru virus ini dikenal sebagai Middle East respiratory syndrome coronavirus atau MERS-CoV.
Gejala terjangkit virus ini bersifat akut, mengalami sakit saluran napas yang ditandai demam, batuk, napas pendek, dan kesulitan bernapas. Umumnya para pasien adalah mereka yang pernah menderita peumonia dan keluhan pencernaan termasuk diare.
Separuh dari kasus yang diketahui berujung dengan kematian. Sayangnya, kata WHO, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus ini.