Selasa 27 Aug 2013 21:35 WIB

Antisipasi Lonjakan Harga Kedelai, Pemerintah Tambah Impor

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
   Seorang pekerja menimbang berat kedelai impor asal Amerika di gudang penyimpanan kedelai Koperasi Perajin Tempe tahu Indonesia (KOPTI) Kabupaten Bogor di jalan raya Cilendek, Bogor, Jabar.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Seorang pekerja menimbang berat kedelai impor asal Amerika di gudang penyimpanan kedelai Koperasi Perajin Tempe tahu Indonesia (KOPTI) Kabupaten Bogor di jalan raya Cilendek, Bogor, Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Lonjakan harga sejumlah bahan pangan berbasis impor seperti kedelai, menurut Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, tak lepas dua faktor utama. Pertama, kenaikan harga kedelai di negara produsen seperti Amerika Serikat akibat anomali cuaca dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. 

"Ini harus kita waspadai," ujar Hatta kepada wartawan seusai memimpin rapat koordinasi tentang tata niaga daging sapi dan hortikultura di kantornya, Selasa (27/8). Turut hadir dalam rapat Menteri Pertanian Suswono, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Perindustrian MS Hidayat. 

Untuk mengatasi situasi saat ini, Hatta menyebut Kementerian Perdagangan telah memastikan akan segera mencukupi kebutuhan dalam negeri. Tujuannya agar tidak menimbulkan lonjakan harga seiring kecukupan suplai. 

"Sudah ada hitung-hitungannya. Memang diperlukan tambahan impor," kata Hatta.  Di sisi lain, menurut Hatta, sudah tidak ada lagi kedelai dalam negeri yang dapat dibeli dari petani. "Nggak ada, artinya panen mereka sudah selesai," ujar Hatta. 

Sejumlah kalangan termasuk Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia mengusulkan agar bea masuk kedelai impor 5 persen dihapuskan untuk sementara. Pada esempatan yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menolak usulan itu.

"Kita sudah panya pengalaman dan itu bukan pengalaman bagus," ujar Bambang.  Bambang menceritakan, pada tahun lalu, bea masuk kedelai impor dihapuskan selama lima bulan sampai akhir 2012.  Namun faktanya, harga kedelai tidak pernah turun kepada level yang seharusnya. 

Jadi, apa pantas kita menurunkan bea masuk, tapi bukan untuk kesejahteraan rakyat atau kesejahteraan perajin tahu tempe, melainkan untuk importir? jadi, tidak cocok," kata Bambang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement