REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi telah berkobar di negara bagian Blue Nile, Sudan, kata kedua pihak.
Gerakan-Utara Pembebasan Rakyat Sudan(SPLM-N), dalam sebuah pernyataan yang diterima Selasa (27/8) malam dan dilansir AFP, mengatakan, pasukannya telah menyita dua kamp militer pemerintah di Kabupaten Geissan yang berbatasan dengan Ethiopia. Pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya juga mengatakan, oposisi telah menghancurkan konvoi pemerintah.
Empat pemberontak tewas dalam operasi tersebut, namun sejumlah besar pasukan pemerintah juga tewas, SPLM-N mengatakan. Juru bicara militer Sudan, Sawarmi Khaled Saad, mengatakan militer telah merebut sebuah desa di Geissan, dan menewaskan sejumlah oposisi. Ia dikutip oleh kantor berita resmi SUNA.
SPLM-N telah berperang selama dua tahun di Blue Nile dan, dalam kampanye yang lebih intensif, di negara bagian Kordofan Selatan. Lebih dari satu juta orang telah mengungsi dan terdampak oleh perang di dua negara itu, kata PBB.
SPLM-N bersekutu dengan SPLM, partai yang sekarang memerintah Sudan Selatan, selama perang 1983-2005 dengan Khartoum yang puncaknya pada kemerdekaan Sudan Selatan pada Juli 2011. Khartoum menuduh pemerintah Selatan di Juba terus mendukung
oposisi.
Kalau masalah tersebut tidak ditangani pada 6 September Sudan mengancam akan menutup jaringan pipa yang membawa minyak ke Sudan Selatan yang terkurung daratan untuk ekspor.