REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sejumlah situs media, seperti New York Times dan Huffington Post, mendapat serangan peretas Suriah setelah mereka menyusup ke perusahaan internet Australia yang mengelola banyak alamat situs utama. Peretas pendukung pemerintah Suriah tersebut juga menarget Twitter.
Dalam laporan AlJazeera, Rabu (28/8), kelompok yang menyebut dirinya Tentara Elektronik Suriah, menyerang organisasi media yang dianggap bermusuhan dengan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Mereka mengklaim telah meretas Huffingtonpost dan Twitter dalam serangkaian pesan di Twitter.
Situs NYTimes.com lumpuh dalam jangka panjang. Hingga berita ini diturunkan, situs tersebut belum dapat dibuka. Sementara, situs Huffington Post dan Twitter sudah pulih. Juru bicara NYTimes, Eileen Murphy, menyatakan kemungkinan besar situs lumpuh karena serangan eksternal berbahaya.
Serangan pada Huffington Post terbatas pada platform di situs web Inggris. Sementara itu, Twitter mengatakan peretas mengendalikan selama 1,5 jam, tetapi tidak ada informasi pengguna yang bocor.
Pada Agustus lalu, peretas mempromosikan Tentara Elektronik Suriah dengan menarget situs milik CNN, Time, dan Washington Post. Mereka berhasil mengusai situs dengan menyusup ke MelbourneIT, penyedia layanan internet Australia yang menjual dan mengelola nama domain, termasuk Twitter.com dan NYTimes.
Juru bicara MelbourneIT, Tony Smith, mengatakan login dari salah satu layanannya digunakan secara tidak benar. Namun, perusahaannya telah mengembalikan pengaturan nama domain yang benar, mengubah password pada akun, dan mengunci rekaman data untuk mencegah perubahan lebih lanjut.
Serangan peretas itu datang pada saat isu intervensi militer dari AS dan aliansi barat menguat ke Suriah. Intervensi militer menguat setelah ada dugaan penggunaan senjata kimia yang digunakan untuk menyerang warga sipil di Suriah.