REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bontang FC mengundurkan diri dari kompetisi Indonesian Premier League (IPL). Klub asal Kalimantan Timur itu sudah tidak bergairah mengikuti kompetisi yang dioperatori oleh PT. Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) tersebut.
Manajer Bontang FC, Hariadi, menilai LPIS tidak serius dalam menjalankan kompetisi. Baik itu selama putaran satu ataupun menjelang dihelatnya putaran dua. Ada banyak permasalahan yang dirasakan Bontang FC sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan kompetisi.
"Manajemen sudah memutuskan untuk mundur. LPIS tidak mampu menunjukkan perkembangan yang baik dalam menjalankan kompetisi," kata Hariadi, Rabu (28/8).
Selama putaran satu, ungkap dia, ada begitu banyak klub-klub IPL yang melakukan Walkout (WO). Namun LPIS sebagai operator kompetisi tidak memberikan sanksi tegas kepada klub yang WO. "Regulasi tidak jelas. WO dibiarkan," katanya.
Hariadi mengatakan niat Bontang untuk mundur dari IPL semakin bulat setelah pelaksanaan putaran dua IPL molor dari waktu yang telah ditetapkan. LPIS memundurkan jadwal kick-off putaran dua menjadi 4 September dari jadwal semula, 24 Agustus.
Ironisnya, kata Hariadi, pihak LPIS pun tidak mengadakan manager meeting untuk menentukan jadwal pertandingan di putaran dua. Bontang dijadwalkan mengawali laga putaran dua dengan menjamu Persema Malang di Stadion Mulawarman, 4 September.
Jadwal itu tentu sangat menyulitkan Bontang. Sebab, Bontang kesulitan mendapat izin dari pihak kepolisian karena Kalimantan Timur akan menggelar Pilkada pada 10 September. "Banyak keputusan yang dilakukan tanpa meminta persetujuan dari klub. Soal jadwal misalnya, padahal pada pekan itu kami ada Pilkada," keluh Hariadi.
Bontang FC sudah mengirimkan surat pengunduran diri kepada LPIS pada Senin (26/8). Saat ini tim berjuluk Laskar Khatulistiwa menempati peringkat 13 klasemen sementara dengan torehan 13 poin.