REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--Rusia mengevakuasi 116 warganya dan warga negara bekas pecahan Uni Soviet lain dengan menggunakan dua pesawat milik Kementerian Urusan Darurat. Rusia akan menerbangkan mereka dari kota pelabuhan Latakia, Suriah, demikian pernyataan kementerian, Rabu (28/8).
Pesawat pertama, pesawat kargo Ilyushin-76, membawa pulang 89 orang yang ingin meninggalkan negara yang tengah berkecamuk itu dan tiba di lapangan terbang Domodedovo di Moskow pada Selasa malam.
"Di pesawat itu terdapat 89 orang yang ingin meninggalkan Suriah, termasuk 75 warga Rusia," kata juru bicara Kementerian Urusan Darurat Irina Rossius dalam sebuah pernyataan di laman resmi kementerian. "Kebanyakan mereka adalah perempuan dan anak-anak."
Pesawat kedua, Ilyushin-62, mendarat di Latakia Rabu awal pagi dan kembali ke Moskow pagi itu juga, kata kementerian.
Dalam pesawat kedua itu terdapat 27 warga Rusia yang ingin meninggalkan Rusia, katanya seperti dikutip kantor berita Rusia. Pesawat pertama juga mengangkut 20 ton bantuan kemanusiaan, sebagian besar berupa makanan kaleng dan gula menuju Suriah.
Evakuasi tersebut dilakukan seiring dengan kekhawatiran meningkat mengenai tindakan yang akan dilakukan militer negara-negara Barat melawan rezim Presiden Bashar al-Assad terkait klaim penggunaan senjata kimia dalam sebuah serangan di luar ibukota Suriah minggu lalu.
Rusia mempertanyakan klaim tersebut dan memperingatkan bahwa aksi militer akan membawa konsekuensi bencana.
Latakia merupakan kota pelabuhan Mediterania yang wilayahnya didominasi oleh komunitas Alawite, kelompok Muslim yang dianut oleh keluarga Assad dan sebagian besar elit rejim tersebut.
Rusia bersikeras untuk tidak mengevakuasi secara besar-besaran ribuan pemegang paspor Rusia yang diyakini masih berada di Suriah. Meski Kementerian Urusan Darurat telah mengevakuasi sekitar 750 warga Rusia dan bekas pecahan Uni Soviet lain dalam beberapa kali penerbangan sejak awal pecahnya konflik.