CANBERRA -- Harta karun berupa dokumen naskah bahasa adat dari berbagai daerah di Australia ditemukan di Perpustakaan Nasional New South Wales (NSW).
Dokumen yang menggambarkan persentuhan awal warga Aborigin dengan pendatang dari Eropa itu ditemukan secara tidak sengaja dalam proses pencarian forensik sebuah makalah yang tidak diterbitkan yang tersimpan di ruang bawah tanah sebuah bangunan kolonial.
Upaya pengumpulan dokumen itu dipimpin oleh Dr. Michael Walsh dari Fakultas Linguistik, Universitas Sydney. Pakar bahasa itu menghabiskan waktu dua tahun untuk menyisir tumpukan dokumen bersejarah itu. "Saya menemukan naskah itu cukup menarik di tengah-tengah tumpukan dokumen yang membosankan, karena beberapa bahan telah tersimpan didalam kotak-kotak yang terbuat dari kertas, yang mungkin kita hanya bisa menyelamatkan 2 halaman saja dari 2000-an dokumen,” paparnya.
Dr Walsh adalah sedikit dari orang yang meneliti secara langsung dokumen yang kini telah dipertontonkan kepada publik untuk pertama kalinya sebagai bagian dari Simposium Bahasa Adat Internasional yang diselenggarakan di Perpustakaan Nasional NSW.
Perpustakaan NSW merupakan salah satu perpustakaan tertua di Australia. Fasilitas itu dibuka pada tahun 1827, dan bangunannya saat ini dikenal sebagai monumen pendudukan kolonial.
Karenanya tidak heran jika perpustakaan NSW menyimpan banyak catatan terkait tokoh-tokoh yang membantu mendirikan koloni Eropa di Australia : seperti para petualang, pengukur tanah, pejabat pemerintah, warga pemukim awal, tentara dan polisi.
Hingga koloni Eropa itu akhirnya menyebar luas dan mengklaim daratan yang kini dikenal sebagai Australia. Seperti diketahui persentuhan awal pendatang Eropa dengan pemilik tanah adat kerap disertai pertumpahan darah.
Dari naskah itu diketahui, warga koloni awal juga berusaha mempelajari bahasa yang digunakan oleh penduduk asli, yang memungkinkan warga koloni awal berkomunikasi dan memetakan bentang daratan tersebut.
Namun karena pencatatan kosakata bukan merupakan tugas utama yang dikerjakan oleh koloni awal, maka daftar kata yang ditulis dalam catatan mereka sebagian besar tidak diperhatikan sampai kemudian pakar bahasa Dr. Walsh memulai penyelidikannya.
Banyak catatan dari dokumen itu yang tidak memiliki akhir dan beberapa naskah bahkan disimpan di file yang salah. Penyelidikan itu sendiri berawal ketika, Dr. Walsh penasaran ketika Ia melihat sebuah buku tertentu di rak yang disimpan dekat dengan bahan lain yang sedang Ia periksa.
Ketika ia membukanya dan diketahui ternyata buku itu adalah sebuah kotak yang menyamarkan jurnal milik pengukur tanah asal Victoria, Charles Ban.
DI kotak itu itu Walsh menemukan catatan sebanyak 7 lembar mengenai "Pribumi" dari Raffles Bay."Ketika menemukan kotak ini saya bahkan tidak tahu kalau Charles Ban ada hubungannya dengan catatan rahasia itu," katanya.
Dokumen naskah bahasa adat yang ditemukan Dr Walsh itu hanyalah satu dari 200 dokumen yang sebelumnya tidak diketahui terkait dengan sekitar 100 bahasa asli penduduk Australia. Temuan penting ini berhasil diungkap melalui gabungan keberuntungan dan pekerjaan detektif telaten yang dilakoni Dr. Walsh selama dua tahun.
Salah satu penemuan Dr Walsh yang paling berharga adalah daftar bahasa yang ditemukan di antara kertas-kertas milik Allan Carroll, pendiri Masyarakat Antropologi Kerajaan Australasia pada 1885 dan diedit oleh jurnal bernama Ilmu Pengetahuan Manusia.
Dokumen itu berasal dari seksi aneka ragam dokumen milik perpustakaan NSW yang kemudian dikirim ke Carroll.
Naskah itu itu terselip diantara tumpukan dokumen daftar kata-kata dari Kepulauan Solomon dan dokumen alfabet antik dari Philipina yang diberi label : Daftar Kosakata Warga Aborigin di Pulau Norfolk beserta artinya, yang berasal dari catatan yang ditulis Pendeta Henry Fulton tahun 1801.
Ketika seluruh kosakata itu tengah diteliti oleh Dr. Walsh, seorang pakar bahasa adat yang secara kebetulan melihat dokumen itu dari balik punggungnya mengenal salah satu kata itu berasal dari Sydney.
Dr. Walsh mengatakan dokumen itu kemungkinan besar merupakan catatan paling akurat dari bahasa Eora yang pernah ditemukan. "Kata untuk orang hitam, Yea-warrah, mungkin menjadi sumber yang lebih akurat untuk kata Eora, bangsa pribumi Sydney,” kata Walsh.
Di antara penemuan lainnya, adalah Ringkasan dari jurnal seorang ahli tumbuhan dan hewan, Robert Brown yang sempat menuliskan sekitar 1.801 kosakata dari bahasa asli penduduk Perth, Noongar.
Sebelumnya, naskah bahasa adat Noongar yang pernah ditemukan berasal dari tahun 1831.
Dalam jurnalnya, Brown juga menghimpun daftar bahasa-bahasa adat di kawasan Timur Laut Pulau Arnhem Land tahun 1803. Catatan mengenai keberadaan bahasa itu tidak pernah diketahui sebelumnya hingga 150 tahun kemudian.
Di dalam tumpukan naskah kuno itu juga ditemukan kamus bahasa Jerman setebal 125 halaman yang setelah diteliti lebih jauh ternyata merupakan terjemahan dari dua bahasa lisan utama warga Australia.
Pustakawan dari layanan adat di perpustakaan NSW, Ronald Briggs, yang turut membantu Dr. Walsh menemukan catatan tersebut.