REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Dua negara tetangga Suriah menganggap serangan militer bukanlah solusi untuk mengakhiri konflik Suriah. Bagi Mesir dan Yordania, cara terbaik untuk mengakhiri perang sipil Suriah adalah solusi politik.
Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Fahmy, dikutip dari Al Ahram Online, menyatakan Mesir menolak intervensi militer. Mereka meyakini solusi politik adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik di semua negara yang sedang dilanda perang.
''Mesir mendukung perundingan Jenewa Dua,'' tutur dia dalam konferensi pers di Kairo, Selasa (27/8).Mesir, ungkap dia, sebenarnya sangat mengutuk penggunaan senjata kimia, tak hanya di Suriah.
Menurutnya, Mesir juga menolak penggunaan senjata kimia, siapapun yang menggunakan, yang kemudian menyerang rakyat sipil.
Hanya saja, akuntabilitas dari penggunaan senjata itu harus berdasarkan informasi yang akurat. Sehingga bisa diketahui kelompok yang bertanggung jawab atas serangan kimia di Ghouta, pinggiran ibukota Damaskus.
Sementara itu, Yordania mengumumkan bahwa negara itu takkan menjadi pangkalan militer atau pintu masuk serangan militer internasional.
Juru bicara kerajaan, Mohammad Moman mengatakan Kerajaan memilih solusi diplomatik untuk mengatasi krisis. Pernyataan Jubir Kerajaan yang juga Menteri Informasi Yordania ini dianggap sebagai upaya Kerajaan menghindari gesekan dengan tetangga mereka itu.
Menurutnya, bukan tak mungkin Bashar Assad atau negara sekutu dia, Iran membalas dengan menyerang Yordania.Selain menolak, Yordania, ungkap Moman, juga menyerukan kepada seluruh masyarakat internasional untuk berkonsolidasi mengatasi krisis Suriah dengan diplomasi.