REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan pemerintahannya menyimpulkan pemerintah Suriah yang melakukan penyerangan dengan senjata kimia melawan rakyat sipil di suburban Damaskus pekan lalu. Namun, dia belum membuat keputusan untuk mengintervensi militer ke Suriah.
Obama menyatakan serangan melawan Suriah akan mengirim pesan serius kepada pengguna senjata kimia di masa depan. Akan tetapi, Obama tidak menjelaskan bukti langsung atas tuduhannya bahwa pemerintah Suriah menyerang dengan senjata kimia.
"Kami menyimpulkan pemerintah Suriah yang melakukan semua ini, dan karena itu, butuh konsekuensi internasional," ujarnya dilansir Al-Jazeera, Rabu (28/8).
Meski demikian, ada hambatan yang membuat informasi lambat diterima koalisi internasional untuk digunakan menghukum Suriah.
Pada Rabu kemarin, lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB gagal membuat kesepakatan atas draft resolusi yang diajukan Inggris untuk menggunakan pasukan ke Suriah. Rusia seperti diprediksi sebelumnya menolak intervensi internasional.
Pemerintahan Obama mengatakan mereka akan menindak pemerintah Suriah meski tanpa dukungan aliansi atau PBB. Hal itu karena diplomasi seharusnya tidak mencegah respon terhadap senjata kimia yang digunakan di ibukota Suriah.
Sementara itu Perdana Menteri Inggris, David Cameron meyakinkan parlemen pihaknya tidak akan perang di Suriah sampai tim PBB melaporkan temuannya di Suriah. Hal itu memberi kemungkinan keterlibatan Inggris pada serangan ke Suriah dilakukan paling cepat pekan depan.