Kamis 29 Aug 2013 15:21 WIB

Ini Alasan Petani Enggan Tanam Kedelai

 Seorang petani kedelai tengah memanen hasil tanamannya.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Seorang petani kedelai tengah memanen hasil tanamannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan, mengatakan keengganan petani menanam kedelai disebabkan adanya kekhawatiran atas harga jual yang tidak tepat.

"Dalam beberapa bulan terakhir petani kurang semangat melakukan penanaman kedelai dikarenakan tidak mendapatkan keyakinan dapat menjual kedelai dengan harga tepat. Ada kekhawatiran mengenai kesejahteraan mereka. Itu menimbulkan ketidakoptimisan mereka dalam menanam kedelai," kata Gita di Jakarta, Kamis (29/8).

Dia mengatakan pemerintah telah menaikkan HPP (harga pembelian pemerintah) kedelai di level cukup tinggi, sehingga timbul optimisme dua bulan terakhir di kalangan petani kedelai untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.

"Tujuan akhirnya adalah agar kebutuhan kedelai nasional sebesar 2,5 juta ton selama satu tahun dapat dipenuhi dengan kedelai merah putih. Dan kalau kebutuhan kita meningkat dari 2,5 juta ton, ke tiga atau empat juta ton, masing-masing benihnya itu adalah benih merah putih," kata dia.

Dia mengatakan, saat ini dari kebutuhan kedelai nasional sebesar 2,5 juta ton per tahun, petani lokal hanya mampu memproduksi 700 ribu ton. Sehingga kekurangan pasokan sekitar 1,8 juta ton harus dicukupi melalui impor. Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir pihaknya telah berdialog dengan petani dan pengusaha kedelai, baik di dalam maupun luar negeri terkait pasokan kedelai.

Gita menuturkan mahalnya kedelai disebabkan karena pasokan masih dipenuhi dari impor. "Ini harus disikapi ke depan. Kami harap jangka menengah dan panjang produksi dan produktivitas petani kedelai bisa ditingkatkan, dan secara jangka pendek stabilisasi nilai tukar bisa dilakukan," tukas dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement