REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Ribuan warga Suriah yang selama ini bertahan di negaranya mulai keluar ke negara terdekat.
Mereka memilih kabur setelah aliansi negara barat berencana melancarkan serangan militer ke Suriah sebagai hukuman atas penggunaan senjata kimia.
Sejumlah pengungsi lari ke Lebanon. Mereka akan bergabung dengan satu juta pengungsi Suriah yang sebelumnya telah berada di sana.
Dalam laporan al-Jazeera, Kamis (29/8), sebagian warga Suriah percaya serangan yang terbatas tidak banyak berguna bagi negara yang sudah dua tahun dilanda perang sipil.
Serangan militer direncanakan Amerika Serikat dan aliansi barat setelah menuduh pemerintah rezim Assad menggunakan senjata kimia yang menewaskan ratusan warga sipil pekan lalu.
Pemerintah Obama belum memutuskan langkah apa yang diambil untuk menghukum Suriah. Namun, Obama menegaskan Suriah harus mendapat konsekuensi atas penggunaan senjata kimia.
Pemerintah Suriah membantah keterlibatannya dalam serangan senjata kimia. Tim dari PBB telah menginspeksi ke Suriah untuk mencari bukti penggunaan gas beracun terhadap warga.
Laporan hasil turun ke lapangan itu diharapkan bisa diberikan kepada Sekretaris Jendral, Ban Ki-Moon pada Sabtu besok.
Di sisi lain, parlemen Inggris menolak rencana perdana menteri David Cameron untuk terlibat dalam serangan militer bersama AS melawan Suriah. Namun, penolakan itu tidak akan membuat Inggris menghentikan dukungannya pada serangan militer melawan Suriah.