Sabtu 31 Aug 2013 22:44 WIB

Laporan Tentara Australia Potong Tangan Pemberontak Afghan Diinvestigasi

Red:
Tentara Australia
Tentara Australia

SYDNEY -- Sebuah satuan elit pasukan khusus Australia sedang diinvestigasi terkait kasus mutilasi mayat paling-tidak satu pemberontak Afghan.

ABC mendapat informasi, kedua tangan dipotong dari mayat seorang pemberontak dan dibawa kembali ke pangkalan Australia di Tarin Kot.

Insiden itu terjadi dalam operasi gabungan pasukan keamanan nasional Afghan dan Satuan Tugas Operasi Khusus Australia di provinsi Zabul pada tanggal 28 April 2013 yang menewaskan empat pemberontak.

Waktu itu, Pasukan Pertahanan Australia hanya mengumumkan, investigasi sedang dilakukan.

Panglima Pasukan Pertahanan Australia, Jendral David Hurley, mengatakan dalam sebuah statement yang dirilis 8 Mei 2013: "Sebuah insiden kemungkinan kelakuan buruk selama operasi telah dikemukakan melalui rantai komando nasional internal."

ABC mendapat informasi, insiden kelakuan buruk yang dimaksud adalah memotong tangan dari mayat paling-tidak satu pemberontak.

Tentara Australia diharuskan mengambil sidik jari dan mensken mata setiap laskar Taliban yang tewas, jika memungkinkan.

ABC mendapat informasi, seorang investigator dari Australian Defence Force Investigative Service (ADFIS) memberi penjelasan kepada sekelompok pasukan khusus dan memberitahu mereka bahwa tidak masalah bagaimana sidik jari diambil. Kalau mereka dapat memotong tangan dari laskar yang tewas dan membawanya kembali ke pangakalan untuk diambil sidik jarinya, itu dapat diterima.

ABC memahami, paling-tidak sepasang tangan ada di pangkalan Australia di Tarin Kot.

Mutilasi atau perlakuan buruk atas mayat merupakan pelanggaran hukum perang.

Dalam sebuah statement kepada ABC, Pasukan Pertahanan Australia mengatakan, pihaknya terus menginvestigasi insiden kemungkinan kelakuan buruk menyangkut personil Australia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement