REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan (DK) PBB, Kamis (29/8), mengutuk keras pertempuran baru di bagian timur Republik Demokratik Kongo (DRC), yang telah menewaskan beberapa warga sipil dan seorang prajurit pemelihara perdamaian dari Tanzania.
"Dewan mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan yang terarah dan terulang oleh M23 terhadap warga sipil dan MONUSCO, yang telah merenggut korban jiwa di pihak sipil dan prajurit pemelihara perdamaian serta melukai beberapa orang lagi, dan merusak ambulans MONUSCO", kata DK di dalam satu pernyataan, seperti dilansir dari Xinhua, Jumat (30/8).
Serangan itu dilancarkan di Dataran Tinggi Kibati di North Kivu ketika Misi Stabilisasi PB di DRC (MONUSCO) mendukung aksi Angkatan Bersenjata Kongo (FARDC) untuk melindungi daerah yang berpenduduk sipil, Goma.
MONUSCO melancarkan sreangan mortir dan artileri dan mengerahkan helikopter serangnya, sementara FARDC menggunakan helikopter serang, tank tempur, dan pasukan darat. Operasi itu masih berlangsung.
Di dalam pernyataannya, "Dewan menyampaikan belasungkawa mereka kepada keluarga prajurit pemelihara perdamaian yang tewas dalam serangan tersebut, serta kepada Pemerintah Republik Tanzania dan MONUSCO".
Selain itu, DK PBB juga menyeru pemerintah DRC agar secepatnya menyelidiki peristiwa itu dan menyeret pelakunya ke pengadilan. Dewan 15-anggota itu kembali menyampaikan tuntutannya agar M23 dan kelompok lain bersenjata segera menghentikan semua bentuk kekerasan dan anggota mereka dibubarkan segera dan selamanya serta meletakkan senjata mereka.