REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat masih mengusahakan satu "koalisi internasional" dalam menanggapi tuduhan penggunaan senjata-senjata kimia di Suriah, kendatipun para anggota parlemen Inggris memutuskan menolak serangan militer, kata Menteri Pertahanan Chuck Hagel, Jumat.
"Pendekatan kami adalah terus mengusahakan satu koalisi yang akan bertindak bersama," kata Hagel dalam satu jumpa wartawan.
Ia mengatakan Washington menghormati sikap parlemen Inggris yang menolak ikut serta dalam serangan untuk menghukum pemerintah Suriah.
Satu keputusan Majelis Rendah Inggris mengejutkan itu mengalahkan usaha Perdana Menteri David Cameron untuk mendapat dukungan intervensi militer di Suriah, Kamis. "Setiap negara memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusannya sendiri," kata Hagel dalam kunjungannya ke Manila.
"Kami akan terus melakukan konsultasi dengan Inggris serta dengan semua sekutu kami. Konsultasi ini termasuk usaha-usaha mempercepat satu tanggapan bersama mengenai serangan senjata kimia di Suriah ini."
Ketika menjawab pertanyaan apakah ada sesuatu yang mungkin dilakukan Suriah untuk mencegah kemungkinan aksi militer AS, Hagel mengatakan ia tidak dapat berspekulasi.
"Saya tidak memiliki informasi tentang adanya perubahan dalam sikap pemerintah Presiden Bashar al-Assad mengenai segala masalah. Saya berdasarkan dengan realitas yang kami miliki. "Saya tidak berspekulasi mengenai situasi-situasi yang hipotetis," katanya dalam jumpa wartawan bersama dengan sejawat Filipinanya.
Pemerintah AS menuduh pasukan pemerintah Suriah berada dibelakang serangan senjata kimia di satu daerah pinggiran Damaskus pada 21 Agustus yang katanya menewaskan ratusan orang.
Hagel tetap melakukan kunjungannya ke Manila kendatipun pertikaian yang meningkat menyangkut Suriah, dengan pasukan AS disiapkan untuk melancarkan serangan menghukum terhadap pemerintah Damasksus jika diperintahkan Presiden Barack Obama.