Jumat 30 Aug 2013 13:29 WIB

AS Terus Lobi Koalisi Untuk Serang Suriah

Tentara AS di Baghdad,Irak.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Tentara AS di Baghdad,Irak.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat masih mengusahakan satu "koalisi internasional" dalam menanggapi tuduhan penggunaan senjata-senjata kimia di Suriah, kendatipun para anggota parlemen Inggris memutuskan menolak serangan militer, kata Menteri Pertahanan Chuck Hagel, Jumat.

"Pendekatan kami adalah terus mengusahakan satu koalisi yang akan bertindak bersama," kata Hagel dalam satu jumpa wartawan.

Ia mengatakan Washington menghormati sikap parlemen Inggris yang menolak ikut serta dalam serangan untuk menghukum pemerintah Suriah.

Satu keputusan Majelis Rendah Inggris mengejutkan itu mengalahkan usaha Perdana Menteri David Cameron untuk mendapat dukungan intervensi militer di Suriah, Kamis. "Setiap negara memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusannya sendiri," kata Hagel dalam kunjungannya ke Manila.

"Kami akan terus melakukan konsultasi dengan Inggris serta dengan semua sekutu kami. Konsultasi ini termasuk usaha-usaha mempercepat satu tanggapan bersama mengenai serangan senjata kimia di Suriah ini."

Ketika menjawab pertanyaan apakah ada sesuatu yang mungkin dilakukan Suriah untuk mencegah kemungkinan aksi militer AS, Hagel mengatakan ia tidak dapat berspekulasi.

"Saya tidak memiliki informasi tentang adanya perubahan dalam sikap pemerintah Presiden Bashar al-Assad mengenai segala masalah. Saya berdasarkan dengan realitas yang kami miliki. "Saya tidak berspekulasi mengenai situasi-situasi yang hipotetis," katanya dalam jumpa wartawan bersama dengan sejawat Filipinanya.

Pemerintah AS menuduh pasukan pemerintah Suriah berada dibelakang serangan senjata kimia di satu daerah pinggiran Damaskus pada 21 Agustus yang katanya menewaskan ratusan orang.

Hagel tetap melakukan kunjungannya ke Manila kendatipun pertikaian yang meningkat menyangkut Suriah, dengan pasukan AS disiapkan untuk melancarkan serangan menghukum terhadap pemerintah Damasksus jika diperintahkan Presiden Barack Obama.

sumber : antaraas
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement