REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Jumat (30/8) menyambut penolakan parlemen Inggris terhadap serangan ke pemerintah Suriah. Kepala staf kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin, Yury Ushakov, mengatakan keputusan parlemen Inggris itu menunjukkan peningkatan pengertian umum akan bahaya serangan terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
"Ini mencerminkan opini mayoritas rakyat Inggris dan Eropa," kata Ushakov kepada wartawan. "Bagi saya, tampaknya rakyat mulai mengerti betapa berbahaya skenario serangan seperti itu," katanya.
Ia juga memperingatkan serangan-serangan militer terhadap Suriah tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB akan merusak ketertiban dunia yang berpusat pada Dewan Keamanan di mana Rusia adalah anggota tetapnya.
"Tindakan tanpa persetujuan Dewan Keamanan --jika mereka lakukan-- akan berdampak pada kehancuran besar pada sistem tanpa didasarkan pada peran pusat PBB," kata Ushakov.
"Serangan seperti seperti itu akan menimbulkan kehancuran pada seluruh sistem ketertiban dunia. Dan tidak mungkin situasi di Suriah sendiri dan Timur Tengah akan menjadi lebih stabil dan lebih tenang," tambahnya.
Ushakov juga mengecam Washington tidak berbagi informasi intelijen yang menurut AS melibatkan pemerintah Bashar dalam serangan senjata kimia dekat Damaskus yang para aktivis kata menewaskan ratusan orang.
"Mereka (para pejabat AS) mengacu pada sifat rahasia informasi itu. Jadi tampaknya sejumlah pihak mempercayainya tetapi kami-- tidak memiliki informasi ini-- jadi kami tidak mempercayainya," tambah Ushakov.