Sabtu 31 Aug 2013 13:38 WIB

Bagaimana Pemimpin Seharusnya Versi Jokowi

Jokowi saat blusukan di Cengkareng, Jakarta saat Idul Fitri, Kamis (8/8)
Foto: Republika/Ratna Ajeng
Jokowi saat blusukan di Cengkareng, Jakarta saat Idul Fitri, Kamis (8/8)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat memberikan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Sabtu (31/8), mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia memerlukan perhatian langsung dari pemimpinnya.

Menurut Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi, masyarakat harus mengetahui secara detail kebijakan yang diterapkan oleh pemimpinannya agar nantinya tidak menimbulkan pertentangan. "Dalam hal ini pimpinan harus memahami dan mengerti secara jelas persoalan yang terjadi dalam masyarakat," ujarnya.

Dia menyebutkan, satu-satunya cara yakni dengan turun langsung ke lapangan menemui dan melakukan musyawarah. "Dari sinilah dapat diputuskan suatu kebijakan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat itu," ucapnya.

Jokowi mencontohkan dalam keputusan meluncurkan Kartu Jakarta Sehat bagi masyarakat untuk berobat. Katanya, keputusan itu muncul setelah ada kunjungan dan analisis langsung ke lapangan bahwa banyak ditemukan masyarakat yang menderita penyakit serta tidak dapat berobat karena terbentur biaya.

Senada mengenai persoalan penertiban pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta yang juga dilakukan melalui pendekatan musyawarah, imbuhnya. "Dari contoh ini terlihat masyarakat sangat membutuhkan pimpinan yang nyata mewakili mereka," kata Joko Widodo.

Ia menyatakan saat ini cukup banyak pimpinan yang masih menyelesaikan persoalan hanya dengan duduk santai di kantor. "Ini tentunya bukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan terutama yang berhubungan dengan birokrasi," ujarnya.

"Dengan datang pada sumber persoalan merupakan langkah yang tepat bagi pimpinan dalam membina masyarakatnya," sebutnya. "Pimpinan itu harus mengerti keinginan publik dan tidak mengutamakan kepentingan apa pun dalam menyelesaikan suatu persoalan, sehingga akan enak dalam memimpin," ujar Jokowi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement