REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan mengajukan penggantian nama jalan di kawasan Istana Negara kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Nanti Panitia 17 menyampaikan kepada gubernur. Kemudian, gubernur membuat surat dan menyampaikannya kepada Presiden RI," kata Jokowi di Padang, Sabtu (31/8).
Menurut dia, Tim panitia 17 mengusulkan Jalan Medan Merdeka Utara diubah menjadi Jalan Soekarno, "Jalan Medan Merdeka Selatan diusulkan menjadi Jalan Hatta, Jalan Merdeka Timur menjadi Jalan Soeharto, dan Jalan Merdeka Barat diubah menjadi Jalan Ali Sadikin," ujar dia.
Namun, yang telah disepakati panitia untuk diajukan kepada presiden hanya dua. Yakni Jalan Merdeka Utara menjadi Jalan Soekarno dan Jalan Merdeka Selatan diubah menjadi Jalan Hatta.
Sedangkan, dua nama jalan sisanya masih kontroversi."Mengenai nama Bang Ali Sadikin dan Pak Soeharto masih kontroversial. Kita fokus dulu pada Bung Karno dan Pak Hatta," kata Jokowi.
Dia mengatakan, saat ini penggunaan nama Soekarno-Hatta sebagai nama jalan di Jakarta masih dibahas Panitia 17. "Rencananya pada awal September 2013, perubahan nama jalan ini akan disosialisasikan ke masyarakat luas," kata dia.
Menurut dia, kalau nama-nama jalan itu diubah, dampaknya akan ada penyesuaian kode pos, kop surat dan lain-lain. "Ini akan berpengaruh. Itu konsekuensinya, namun yang jelas pemerintah akan menyosialisasikan nama-nama jalan baru itu," ungkap dia.
Ditargetkan, ujarnya, 10 November Jalan Merdeka Utara dan Jalan Merdeka Selatan diresmikan menjadi Jalan Bung Karno dan Bung Hatta. Rencana penggantian nama jalan tersebut dengan pertimbangan untuk menghargai jasa para pahlawan nasional. Serta bertujuan sebagai sarana rekonsiliasi.
"Kita ingin membangun sebuah rekonsiliasi melalui nama-nama pahlawan itu. Saya setuju. Sekarang, rencana ini masih dimatangkan," kata dia.