REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pihak menyayangkan Partai Demokrat tidak mengundang Bupati Kutai Timur, Isran Noor dalam ajang konvensi capres. Padahal, Isran adalah kader Demokrat.
Ketua Ikatan Demokrat Bersatu (Idemtu), Manara Lodewijk Hutapea mengaku kecewa Isran tidak mendapat undangan komite konvensi. Menurutnya, partai bakal rugi dengan tidak mengundangnya orang yang dianggap mewakili masyarakat Indonesia bagian timur itu.
"Kami menghargai dengan apa yang diputuskan Komite Konvensi PD, namun kami juga merasa kecewa dengan tidak diundangnya Pak Isran," kata Manara saat dihubungi Ahad (1/9).
Kata dia, sebenarnya banyak keuntungan jika Isran diberi kesempatan bertarung di konvensi untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Di antaranya, Isran memiliki suara dan dukungan dari daerah-daerah yang selama ini terwakili Isran.
Isran, kata Manara, punya banyak dukungan, terutama dari Indonesia bagian timur. Apalagi, Isran adalah Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) yang otomatis banyak memiliki hubungan baik dengan masyarakat kabupaten. Selain itu kata Manara, Isran adalah kader partai yang sebenarnya sangat laik mendapat kesempatan. "Seharusnya kesempatan itu diberikan," tuturnya
Menurut Manara, jauh lebih baik mengundang Isran yang merupakan kader partai sendiri daripada mengundang para tokoh lainnya di luar partai yang kemudian memilih untuk mengundurkan diri. Misalnya mantan ketua MK Mahfud MD, mantan wakil gubenur Jateng Rustriningsih dan Dirut Lion Air Rusdi Kirana. Meski diundang, mereka akhirnya menyatakan menolak ikut konvensi.
Ia berpendapatm tidak diundangnya Isran, masyarakat bisa menilai bagaimana proses Kovensi Demokrat ini. Saat ditanya apakah ada upaya menjegal Isran agar tak ikut konvensi, Manara enggan berkomentar banyak. "Kita serahkan agar masyarakat yang menilai," ujarnya.
Masyarakat, kata dia juga bisa menilai bagaimana sosok orang-orang yang terpilih menjadi peserta konvensi. Kalau memang tokoh-tokoh memiliki pengaruh, maka itu akan mendongkrak elektabilitas partai. Tapi sebaliknya, bisa saja konvensi tidak memiliki pengaruh terhadap elektabilitas partai. Manara berharap Isran angkat bicara setelah tak diundang dalam konvensi ini. Dia juga berharap agar Isran masih memiliki kesempatan untuk meramaikan Pemilu 2014 mendatang.
Terpisah, Ketua DPD PD Provinsi Sulawesi Tenggara, Muh Endang menyatakan Komite Konvensi harus memberikan penjelasan yang transparan terkait dengan tidak diundangnya Isran Noor. Kata dia, penjelasan ini perlu untuk menghindari timbulnya prasangka buruk dan ketidakpuasan publik terhadap kinerja Komite Konvensi.
"Saya kira perlu dijelaskan ke publik. Karena ini merupakan model demokrasi yang diletakkan oleh Ketua Majelis Tinggi (Susilo Bambang Yudhoyono) dan tentunya akan menjadi contoh. Suara publik juga harus didengar," ucapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Komite Konvensi Partai Demokrat, Suaedy Marasabesy mengatakan Isran tidak diundang karena keterbatasan ruang kerja melakukan penjaringan calon presiden. Ia menyatakan, keputusan ini juga atas masukan anggota Komite lainnya.