REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menlu Amerika Serikat (AS) John Kerry mengklaim, negaranya memiliki bukti gas sarin digunakan dalam serangan mematikan di Damaskus bulan lalu. Dia mengatakan sampel dari rambut dan darah yang dikumpulkan setelah serangan positif menunjukkan adanya gas berbahaya tersebut.
AS menyalahkan pemerintah Suriah di balik serangan pada 21 Agustus lalu. Presiden Barack Obama berjanji akan mengambil tindakan, namun akan meminta pendapat kongres terlebih dahulu. Kerry mengatakan, bukti AS dikumpulkan dari sumber sendiri, bukan dari penyelidik PBB.
"Dalam 24 jam terakhir, kami telah mempelajari sampel yang dikumpulkan AS yang sekarang sudah dites dari responden di Damaskus timur dan sampel rambut dan darah dites positif mengandung sarin," ujar Kerry dikutip BBC, Ahad (1/9).
Ahli PBB juga mengumpulkan bukti serangan senjata kimia di beberapa lokasi di Suriah. Mereka telah sampai di Belanda untuk analisis sampel. Serangan terbesar dan paling mematikan di Suriah terjadi pada 21 Agustus.
Pemerintah AS mengatakan lebih dari 1.400 orang tewas. Suriah membantah bertanggung jawab atas serangan itu dan menyalahkan oposisi.