REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA -- Tingkat radiasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, Jepang mengkhawatirkan karena 18 kali lebih tinggi dari perkiraan.
Pekan lalu, operator PLTN mengatakan air radioaktif telah bocor dari tangki penyimpanan ke dalam tanah. Hasil uji radiasi dari tangki bocor menunjukkan zat dapat mematikan jika terpapar dalam empat jam.
BBC edisi Ahad (1/9) melaporkan pembangkit Fukushima rusak setelah terkena dampak gempa dan tsunami 2011. Tokyo Electric Power Company (Tepco) mengatakan radiasi dari air yang bocor mencapai 100 milisieverts per jam.
Namun, perusahaan mengatakan alat yang digunakan untuk membaca tingkat radiasi hanya bisa mengukur sampai 100 milisieverts. Dengan alat yang lebih sensitif, tingkat radiasi air bocor itu sampai 1.800 milisieverts per jam.
Tepco menambahkan temuan di pipa bocor yang lain mencapai 230 milisievert per jam. Pembangkit tersebut mengalami serangkaian kebocoran air dan matinya listrik. Laporan meyakini ada empat kebocoran utama di tangki penyimpanan di Fukushima sejak 2011.
Setelah kebocoran yang terakhir, pengawas energi nuklir Jepang meningkatkan level bencana dari satu menjadi tiga, dimana maksimum mencapai tujuh. Para ahli mengatakan skala kebocoran air lebih buruh daripada yang diungkap otoritas.