REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Puluhan ibu dan anak- anak menggelar aksi unjuk rasa menolak penyelenggaraan Miss World (kontes ratu kecantikan se jagat) yang digelar di Indonesia, bulan ini.
Mereka bergabung dengan puluhan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menggelar aksi serupa, di halaman kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah, Senin (2/9).
Dalam aksinya, massa aksi mengusung berbagai poster dan spanduk penolakan terhadap ajang kontes yang dianggap merendahkan martabat kaum hawa ini. Antara lain ‘Kontes Miss World Liberalisasi Budaya di Indonesia’, ‘Mendukung Miss World = Melanggengkan Penjualan Tubuh Perempuan’ dan ‘Perempuan Berharga Bukan Karena Fisik Tapi Karena Iman Tqwa dan Ilmu’.
Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto mengatakan, penyelenggara memang telah menjamin kontes ratu kecantikan se-jagat kali ini telah menghapus sesi pemakaian bikini.
Bahkan pihak penyelenggara juga mengklaim ajang ini merupakan kiat yang jitu untuk mempromosikan kepariwisataan nasional. Namun masyarakat Indonesia jangan mudah dibohongi.
“Kontes ini merupakan bentuk eksploitasi terhadap perempuan demi untuk mendongkrak pendapatan industri kapitalis,” ungkap Yusanto, di sela aksi.
Kriteria penilaian meliputi beauty, brain and behaviour (3B) hanyalah kedok bagi legalisasi eksploitasi terhadap tubuh perempuan. Membiarkan penyelenggaraan kontes ratu kecantikan sejagat ini sama saja melanggengkan eksploitasi dan komersialisasi tubuh perempuan.
Karena itu, lanjutnya, HTI dengan tegas menolak penyelenggaraan Miss World 2013, karena sangat merendahkan harkat dan martabat perempuan.
Massa HTI juga mendesak pemerintah untuk mencabut izin penyelenggaraan kontes ini dan mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan eksploitasi perempuan dalam bentuk apapun di negeri ini.
“Kami juga menyerukan kepada seluruh umat untuk berjuang melawan upaya pihak lain yang terus berupaya membawa bangsa ini berhaluan sekuler- kapitalis,” lanjut Yusanto.
Sementara itu, dalam aksi ini beberapa perwakilan HTI dan kaum perempuan HTI juga melakukan audiensi dengan wakil rakyat Jawa Tengah.
Kepada wakil rakyat, mereka menyampaikan agar Dewan Provinsi Jawa Tengah mendukung aspirasi mereka, terkait dengan penolakan terhadap kontes ratu kecantikan sejagat ini.