REPUBLIKA.CO.ID, -- Akhirnya, Indonesian Jass Festival yang bertajuk Jass Up! Indonesia sukses diselenggarakan tanggal 30-31 Agustus 2013 kemarin di Istora, Senayan, Jakarta.
Banyak yang penasaran apa perbedaan IndonesianJass Festival dengan festival musik jazz lainnya. Dan mengapa huruf Z dalam 'Jazz' diganti menjadi S pada penamaan festival ini?
Menurut salah satu panitia Indonesian Jass Festival, Reggie, acara yang bertajuk Jass Up! Indonesia dan memiliki slogan Jass in Unity ini merupakan festival musik Jazz yang memang dikemas berbeda.
Jass Up! Indonesia adalah festival yang pertama kalinya mengumpulkan komunitas jazz dan kelompok musik jazz dari berbagai daerah di Indonesia, yang belum terlalu dikenal publik alias emerging artists. Tujuan festival ini adalah untuk mengenalkan para pemain baru genre musik jazz ini ke publik dan kami harap bisa diterima oleh para penikmat jazz lainnya.", kata Reggie di sela-sela acara.
Indonesian Jass Festival ini diprakarsai oleh ALBA Production. “Ini sebagai bentuk kecintaan saya terhadap musik Indonesia, dan saya mewakili ALBA Production bangga mempersembahkan sebuah acara dengan skala nasional yang menampilkan musisi tanah air khususnya musisi jazz. Ini adalah kesempatan bagi mereka musisi jazz Indonesia untuk menampilkan karya terbaiknya di atas panggung,” ungkap Laksmi Dyah Anggraini selaku Executive Director ALBA Production.
Pada hari pertama perhelatan acara, yaitu Jumat (30/8), sederet musisi tampil mengisi enam panggung yang ada di Istoran Senayan, Jakarta. Panggung utama yang diberi nama IJF Stage, diisi oleh Ireng Maulana dan rekan-rekannya. Tak perlu ditanyakan lagi, hingga usia senjanya, Ireng masih setia memainkan musik jazz kontemporer dengan sesekali menyelipkan sentuhan "Bossanova" ala Latin.
Di panggung lain, artis Dik Doank bersama anak didiknya dari "Kandang Jurank Doank" menyuguhkan penampilan yang dinamis dan mengundang decak kagum. Mereka menyanyikan lagu anak-anak seperti "Cicak-cicak di Dinding" dengan gubahan aransemen baru bernuansa pop dan jazz. Pada lagu terakhir, Dik Doank ikut ke atas panggung membawa gitarnya, dan membawakan lagu berjudul "Menari" hasil ciptaannya.
Di PP Stage, Sentimental Moods mampu membuat penonton ikut bergoyang, mengikuti irama yang disuguhkan. Sentimental Moods membawakan sekitar 7 lagu malam itu. Dengan delapan personil, mereka mampu membuat suasana menjadi meriah dengan musik khas mereka yang jarang diselipi dengan vokal.
Sederet musisi lain juga mengisi panggung utama. Sebut aja Andien, Inna Kamarie, Doctor and The Professor, dan penampilan puncak diisi oleh Gugun Blues Shelter.
Indonesian Jass Festival ini diharapkan dapat memenuhi animo para pecinta jazz untuk dapat merasakan suasana festival yang berbeda dari festival musik lainnya.