Senin 02 Sep 2013 16:19 WIB

Rusia Kirim Kapal Mata-Mata ke Laut Tengah

Kapal Rusia Varyag. Ilustrasi.
Foto: Zha Chunming/Xinhua/AP
Kapal Rusia Varyag. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dilaporkan telah mengirim sebuah kapal mata-mata ke Laut Tengah pada Ahad (1/8) waktu setempat. Kabar tersebut muncul di tengah-tengah kebimbangan soal rencana Amerika Serikat menyerang Suriah. 

Kapal mata-mata bernama Priazovye itu meninggalkan pangkalan angkatan laut Rusia di pelabuhan Sevastopol, Laut Hitam Ukraina, pada Ahad malam dengan misi "untuk mengumpulkan informasi di wilayah konflik", demikian laporan kantor berita Interfax, Senin (2/9),  mengutip sumber anonim.

Kementerian Luar Negeri Rusia menolak berkomentar mengenai laporan tersebut.

Sementara itu di Amerika Serikat, Presiden Barack Obama mengatakan pada Sabtu bahwa dia akan menunggu persetujuan Kongres untuk aksi militer terhadap rezim Presiden Bashar al Assad di Suriah setelah adanya dugaan penggunaan gas beracun sarin yang membunuh lebih dari 1.400 orang di Damaskus.

Rusia mengatakan Amerika Serikat tidak dapat membuktikan tuduhan penggunaan gas sarin.  Negara tersebut menduga bahwa serangan senjata kimia dilakukan oleh kelompok oposisi untuk memancing negara barat agar mengintervesi perang saudara yang telah berlangsung selama dua tahun.

Rusia adalah penyedia persenjataan terbesar Bashar. Negara tersebut juga mempunyai fasilitas pemeliharaan peralatan angkatan laut di pelabuan Tartous, Suriah. Moskow tidak menyetujui intervensi militer di Suriah dan melindungi Damaskus dari tekanan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Interfax menulis, Priazovye akan beroperasi secara terpisah dari unit yang secara permanen ditempatkan di laut Mediterania (Laut Tengah). Unit tersebut ditempatkan oleh Presiden Vladimir Putin sebagai perlindungan terhadap kepentingan keamanan nasional.

Pada minggu lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa beberapa kapal perang akan dikirim ke Mediterania untuk menggantikan kapal-kapal lain sesuai rencana rotasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement