Senin 02 Sep 2013 21:28 WIB

PBNU: Perubahan Nama Jalan Jangan Lukai Orang Lain

Rep: Indah Wulandari/ Red: Mansyur Faqih
 Petugas membersihkan dan menulis ulang rambu lalu lintas di jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).  (Republika/Yasin Habibi)
Petugas membersihkan dan menulis ulang rambu lalu lintas di jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/8). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Muhammad Sulton Fatoni, angkat bicara mengenai usulan perubahan nama Jalan Medan Merdeka menjadi Sukarno, Muhammad Hatta, Soeharto, dan Ali Sadikin. Menurutnya, usulan tersebut sebagai langkah terburu-buru yang tidak memiliki tujuan pasti. 

"Apa target dari usulan tersebut selain mengundang munculnya sikap pro dan kontra di tengah masyarakat? Adakah substansi dari usulan tersebut? Saya yakin tujuannya bukan semata menghormati kepahlawanan saja," tegas Sulton, Senin (2/9). 

Usulan perubahan nama Jalan Medan Merdeka disampaikan sekelompok masyarakat yang menamakan dirinya Panitia 17 yang diketuai oleh Jimmly Ashiddiqqie. Kepada para pengusul Sulton meminta agar dicermati kembali sejarah penamaan Jalan Medan Merdeka. 

"Penamaan Jalan Medan Merdeka tentu memiliki landasan filosofi yang matang. Diabaikannya buah pemikiran para leluhur, termasuk di usulan perubahan nama Jalan Medan Merdeka ini yang mengundang kontroversi," tambah Sulton. 

Sikap kritis Sulton dalam kontroversi tersebut juga dikarenakan pemilihan nama pengganti Jalan Medan Merdeka. Menurutnya masih diperlukan kajian mendalam atas alasan kepahlawanan dari nama-nama tersebut.

"Sukarno, Hatta, Soeharto, dan Ali Sadikin adalah tokoh dengan kiprah dan spesifik, baik jasa dan masa pengabdian yang masing-masing berbeda. Kurang tepat jika keempatnya disejajarkan, karena faktualnya memang berbeda," tegasnya. 

Lebih lanjut Sulton meminta agar pemerintah DKI Jakarta dan pusat melakukan kajian mendalam sebelum memberikan persetujuan atas usulan tersebut. Dalam pandangannya banyak cara menghormati seseorang yang dianggap berjasa tanpa harus mengundang kontroversi dan menggugat pemikiran leluhur. 

"Mari kita hormati pencetus nama Jalan Medan Merdeka dengan segala pemikirannya. Dengan membiarkan nama jalan itu seperti sekarang ini. Menghormati kepahlawanan seseorang tidak harus dengan menjadikannya sebagai nama jalan. Karena sesungguhnya banyak cara menghormati seseorang tanpa harus melukai orang lain," papad Sulton.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement