REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Daerah (Polda) Papua bersama pasukan TNI masih melakukan upaya penanganan atas peristiwa penyerangan kelompok bersenjata di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, Sabtu (31/8). Dugaan para pelaku yang sudah menewaskan satu anggota TNI dalam penyerangannya ini ialah Organisasi Papua Merdeka (OPM) pun masih terus diselidiki.
Sementara perburuan masih dilakukan, Polda Papua dan TNI terus memantapkan penjagaan di distrik Tingginambut. Langkah ini dilakukan mengingat, wilayah tersebut merupakan rute vital.
Dijelaskan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes I Gede Sumerta Jaya, Tingginambut merupakan wilayah lalu lalang pasokan barang ke wilayah Puncak Jaya. Untuk itu, apapun yang terjadi kestabilan di distrik tersebut harus terus dijaga. "Tapi atas peristiwa kemarin secara tidak langsung pasokan barang terganggu," ujar dia dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (2/9).
Gede mengatakan, para pengantar pasokan barang kebutuhan makan, minum dan material bangunan bagi Kabupaten Puncak Jaya cukup ketakutan atas peristiwa itu. Alhasil suplai barang pun dikhawatirkan akan tersendat.Untuk itulah Polda Papua dan TNI selain fokus mengejar para pelaku juga menebalkan penjagaan di wilayah Tingginambaut.
"Ya tapi secara keseluruhan semua masih lancar. Kalau wilayah Tingginambut terganggu memang akan ikut memperlambat pembangunan di Puncak Jaya," ujar Gede.
Sebelumnya, regu Satuan Tugas Bantuan Kemanusiaan (Satgasban) Papua ditembaki saat menjaga rute ini. Tim berjumlah 17 orang ini diserang dari bukit tak jauh dari wilayah itu. Satu anggota TNI atas nama Pratu Andre gugur. Ia tewas setelah terlibat baku tembak dengan kelompok penyerang. Jenazahnya kini telah dikembalikan ke kampung halamannya di Sumatra Selatan.