REPUBLIKA.CO.ID, BARABAI -- Pengamat politik dan kebijakan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Taufik Arbain menilai banyaknya wartawan menjadi calon anggota legislatif (Caleg) Pemilu 2014 karena ketidakpuasan.
"Fenomena tersebut menunjukkan bahwa banyak wartawan saat ini tidak puas mewakili rakyat hanya sebatas di media," kata Taufik di Barabai, Senin (2/9).
Pers sebagai pilar keempat demokrasi telah dijamin kemerdekaannya serta diakui keberadaannya oleh UUD 1945, seperti halnya tiga pilar demokrasi lainnya, yakni kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Posisi sebagai wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), ujarnya, dipandang lebih menjanjikan dalam mewakili dan memperjuangkan suara rakyat.
"Menjanjikan di sini tentu saja dalam hal finansial sehingga kemudian terjadi pergeseran terhadap peran sebagai anggota dewan," ujar Taufik.
Berdasarkan data Daftar Calon Tetap (DCT) yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) enam kabupaten di wilayah Banua Anam, tercatat sedikitnya empat orang wartawan terdaftar sebagai caleg pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang.
Taufik menambahkan wartawan yang menjadi anggota dewan akan memiliki dampak yang sangat bagus terhadap perkembangan demokrasi apabila yang bersangkutan mampu menerapkan idealismenya untuk membela kepentingan rakyat.
Namun, jika wartawan yang menjadi anggota dewan kemudian hanya ikut-ikutan dan hanya sebagai profesi untuk mendapatkan penghasilan lebih, maka akan lebih memperparah pencatatan demokrasi yang tidak berkualitas.
Diharapkan, wartawan yang ikut menjadi caleg dan nantinya terpilih agar mampu menjaga nilai-nilai demokrasi dan kiprahnya di dunia politik sebagai penyampai aspirasi masyarakat membawa penyegaran ke arah yang lebih baik.