REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Krisis global yang terjadi saat ini tampaknya tidak terlalu berdampak buruk bagi bisnis wisata. Jumlah wisatawan yang mengunjungi berbagai lokasi wisata di seluruh dunia menurut organisasi wisata PBB (UN WTO) pada tahun lalu mencapai 1,03 miliar lebih.
UN WTO juga menyebutkan pengeluaran wisatawan asing tertinggi dilakukan Cina (41 persen) dan Rusia (30 persen). Pada semester pertama 2013, pertumbuhan wisatawan mencapai 5 persen dan pertumbuhan pengeluaran tertinggi adalah Cina. Pertumbuhan wisman secara global diperkirakan mendekati 4 persen. Indonesia sendiri pertumbuhan wisatawan asing sekitar 7 persen pada semester pertama. "Pertumbuhan di Asia Tenggara akan tetap tertinggi," kata Dirjen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Esthy Reko Astuty.
Indonesia menurutnya, selain memperoleh keuntungan finansial, industri ini juga telah menyedot tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Saat ini bisnis pariwisata telah memasok 7,3 persen product domestic bruto (PDB) nasional dan jumlah tenaga kerja yang terserap hingga 10,65 persen dari total jumlah tenaga kerja yang ada. Bisnis ini juga telah mendatangkan pemasukan bagi negara sebesar 9,3 juta dolar AS.
Pihaknya juga bersukur saat ini Badan penyelenggara Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) telah berkembang pesan ke daerah hingga terbentuk 16 BPPD. "Kegiatan ini perlu terus digalakkan terutama daerah yang menjadi target," katanya di sela pembukaan pameran pariwisata Indonesia Tourism and Creative Economi Fair (ITCEF) 2013 yang kembali digelar untuk kedua kalinya Jumat.
Dalam pameran yang berlangsung mulai Jumat (30/8) hingga Ahad (1/9) di Jakarta Convention Center (JCC) ini terdapat 113 stan pameran yang diisi aneka usaha terkait industri wisata. Seperti biro perjalanan, hotel, makanan dan pakaian. Kegiatan ini juga diikuti pameran Ina Culinary berupa pameran aneka jenis makanan Indonesia di halaman gedung JCC. "Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah kepada BPPI dalam mempromosikan wisata Indonesia ke mancanegara," kata Ketua BPPI, Wiryanti Sukamdani.