REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keadaan Suriah di ambang peperangan dunia membuat keadaan warga sipil semakin memprihatinkan. Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali mengirimkan relawan 'Food for Syiria' untuk membantu pengungsi Suriah yang mencapai dua juta jiwa.
Presiden ACT Ahyudin mengatakan, pengiriman relawan ini adalah keempat kalinya di bumi Suriah sejak tahun 2012. Relawan yang tergabung dalam Sympathy of Solidarity (SOS) Syria IV terdiri dari satu relawan yang sebelumnya terjun di Mesir dan tambahan relawan yang dikirim dari Tanah Air.
ACT menargetkan akan menyalurkan seribu ton bahan makanan untuk pengungsi Suriah di Yordania, Lebanon, Turki dan Suriah.
Dua tim SOS di Suriah dan Mesir akan berjalan simultan. Ketua tim SOS Egypt Doddy CHP akan digeser untuk mempimpin relawan di Suriah. Sementara ACT akan mengirimkan Yusnirsyah Sirin ke Suriah dan Andhika Purbo Swasono untuk menggantikan tim SOS Mesir.
Ahyudin menambahkan, masyarakat Suriah saat ini membutuhkan bantuan pangan. Laporan tim dari perbatasan Suriah-Turki menyebut pengungsi hanya makan setengah porsi dari biasanya.
"Kita salurkan juga bantuan sandang, medis dan infrastruktur meski porsi utamanya pangan," ungkap Ahyudin di Markas ACT, Jakarta, Selasa (3/9). Tim SOS Syria IV akan diberangkatkan, Rabu (4/9) dini hari dari Bandara Soekarno-Hatta.
Ahyudin menegaskan, misi di Suriah murni kemanusiaan. Dia menegaskan, aksi ini jauh di atas motif politik dan ekonomi. Ia menyebut saat ini momentum yang tepat untuk menunjukkan rasa kemanusiaan yang besar.
Dia menjelaskan, Indonesia harus membalas ucapan terima kasih saat dibantu masyarakat sipil dunia ketika terjadi berbagai bencana alam. "Ini saatnya kita menunjukkan kita ini masih manusia," ujar Ahyudin.