Selasa 03 Sep 2013 23:50 WIB

Harga Daging Ayam Mahal, Ini Pemicunya

Rep: Lilis Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging ayam yang dijual di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berimbas pada naiknya harga pakan ternak. Kondisi itupun akhirnya ikut memicu kenaikan harga daging ayam di pasaran.

''Kenaikan harga pakan berkisar antara tujuh sampai sepuluh persen sejak beberapa hari terakhir,'' ujar Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi, Selasa (3/9).

Ali mengungkapkan, kenaikan harga itu terjadi akibat pakan ternak selama ini masih menggunakan produk impor. Karenanya, saat dolar naik, maka harga pakan ternak otomatis juga naik.

Warna, peternak ayam di Desa Warugede, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, mengatakan, kenaikan harga pakan sangat memberatkan para peternak. Ia menyebutkan, kenaikan harga pakan mencapai Rp 5.000 per kuintalnya. "Modal yang harus saya keluarkan jadi bertambah besar," tutur Warna.

Ia pun mengaku terpaksa menaikkan harga jual daging ayam kepada para pelanggannya. Hal itu untuk menghindari kerugian dari bertambahnya modal yang harus dikeluarkannya.

Berdasarkan pantauan di Pasar Kramat Cirebon, harga daging ayam saat ini mencapai Rp 29 ribu per kg. Padahal dalam kondisi normal, harga daging ayam hanya berkisar Rp 25 ribu per kg. Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Indramayu. Akibat naiknya harga pakan, daging ayam pun menjadi ikut melonjak.

 

"Kenaikan harga daging ayam saat ini melebihi saat Lebaran Idul Fitri lalu," ujar seorang bandar ayam di Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Mahyudin.

 

Mahyudin mengatakan, harga ayam dari peternak saat ini sudah mencapai Rp 20 ribu per kg. Artinya, harga daging ayam saat sampai di pasaran akan mencapai lebih dari Rp 30 ribu per kg. Sedangkan saat Lebaran lalu, harga ayam dari peternak hanya Rp 18 ribu per kg.

Para peternak ayam ras di Kabupaten Kuningan juga terimbas kenaikan harga dolar AS. Pasalnya, unggas yang mereka ternakkan sangat bergantung pada pakan produk impor.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, Triastami, menerangkan, dari komposisi pakan ternak ayam ras, 95 persen merupakan produk impor. Sedangkan sisanya yang lima persen, merupakan campuran pakan dari lokal berupa dedek dan jagung. ''Penggunaan pakan impor akhirnya berpengaruh pada harga jual daging ayam di pasaran,'' kata Triastami mengakhiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement