REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Riau mewaspadai potensi pendatang "siluman" yang menyusup ke wilayah-wilayah perbatasan hingga mengacaukan Pemilihan Kepala Daerah yang dilaksanakan Rabu (4/9).
"Ada dua daerah yang kami waspadai sehingga dibutuhkan perhatian khusus, yakni Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu," kata Ketua Bawaslu Riau Edy Syarifuddin di Pekanbaru, Selasa malam.
Ia menjelaskan, baik Kabupaten Rokan Hulu maupun Rokan Hilir merupakan wilayah yang terletak di sekitar perbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara. Sangat dimungkinkan, demikian Edy, di dua kabupaten ini akan terjadi kecurangan dengan penyusupan orang-orang yang tak masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan tidak memiliki kartu tanda penduduk Riau, namun malah ikut memilih Gubernur Riau.
Untuk itu, kata dia, Bawaslu selalu berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di dua kabupaten tersebut serta melakukan pengawasan setiap tahapan dan pengkhususan untuk dua kabupaten rawan tersebut.
Edy menjelaskan, pada Pilkada Gubernur Riau kali ini pihaknya juga telah menyiapkan sebanyak 4.111 personel yang terdiri dari 3.886 pengawas di desa dan kelurahan, serta 439 di kecamatan dan 36 orang untuk di tiap kabupaten dan kota.
Pada Pemilihan Kepala Daerah Gubernur Riau 2013 kali ini, KPU Provinsi Riau sebelumnya telah menetapkan lima pasang peserta, yakni Herman Abdullah berpasangan dengan Agus Widayat nomor urut 1; Annas Maamun dengan Arsyadjuliandi Rachman (nomor urut 2); Lukman Edy-Suryadi Khusaini (nomor urut 3), Ahmad-Masrul Kasmy (nomor urut 4); dan Jon Erizal-Mambang Mit (nomor urut 5).