REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR --- Pencoblosan Pilkada Kota Bogor akan digelar 14 September 2013 mendatang. Ada lima pasangan kandidat yang berlaga. Dua pasangan calon independen dan tiga lainnya diusung koalisi parpol. Namun kandidat dari parpol cenderung tidak terlalu menonjolkan atribut kepartaian.
Pasangan nomor urut 3 Achmad Ru'yat dan Aim Halim Permana, misalnya. Pasangan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hanura ini cenderung tidak mengidentikkan kemunculan mereka dengan parpolnya.
Sekretaris Tim Pemenangan Ru'yat-Aim, Najamudin, tidak memungkiri bahwa isu dugaan korupsi suap dalam impor daging sapi yang membelit mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sedikit banyak dianggap dapat mengganggu upaya pencitraan dan pemenangan pilkada. "Namun kalau sekarang kami lebih banyak menonjolkan sosok kandidat di Pilkada Kota Bogor, itu bukan semata menghindar dari atribut partai pengusung. Ini hanya supaya masyarakat lebih mudah mengenal ketokohan Pak Ru'yat dan calon wakilnya," jelas ketua bidang pembangunan umat DPD PKS Kota Bogor ini.
Najamudin juga menekankan, pada awal masa sosialisasi pasangan calon, pihaknya selalu mengedepankan lambang ketiga parpol pengusung terutama PKS di mana Ru'yat menjadi kadernya. Namun, peluang terbesar beberapa hari menjelang pencoblosan terutama pada masa kampanye ini adalah menguatkan keterkenalan dan ketokohan kandidat.
Selain Ru'yat-Aim, Pilkada Kota Bogor diikuti dua pasangan dari parpol yaitu nomor urut 2 Bima Arya-Usmar Hariman yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra); serta pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung Maryono (PDIP, Golkar, dan PKPI). Sementara itu, dua pasangan dari jalur independen yakni nomor urut 5 Syaeful Anwar-Muztahidin dan nomor urut 1 Firman Halim-Gastono.