REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan akan menggelar Rapat Kerja nasional (Rakernas) di Jakarta pada 6-8 September 2013.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan salah satu agenda Rakernas PDIP itu antara lain akan memutuskan siapa figur yang akan diusung sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden 2014.
"Rakernas PDI Perjuangan mengagendakan persiapan pemilu legislatif dan pemilu presiden serta menyikapi dinamika politik yang berkembang, baik di internal maupun eksternal partai," kata Puan Maharani di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, seperti dikutip Antara.
Menurut Puan, cukup banyak dinamika politik yang berkembang di eksternal PDI Perjuangan, termasuk di internal partai.
Ketika ditanya apakah dalam Rakernas mendatang PDI Perjuangan akan memutuskan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, Puan mengatakan hal itu merupakan salah satu dinamika politik yang berkembang di eksternal dan internal partai ini.
"Dinamika politik yang berkembang di internal partai, ada yang setuju dan ada yang menolak jika Jokowi diusung sebagai calon presiden," katanya.
Menurut dia, dinamika politik selalu ada, tidak mungkin selamanya selalu searah.
Puan mengakui Jokowi adalah salah satu kader PDI Perjuangan yang saat ini sangat populer, sehingga akan menjadi pertimbangan bagi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Pada Rakernas di Jakarta, 6-8 September, jika banyak aspirasi dan usulan dari para pengurus daerah dan cabang PDI Perjuangan soal Jokowi, menurut Puan, tentu akan dibahas.
"Pada Rakernas semua struktur partai akan hadir sehingga jika ada aspirasi soal figur capres tentu akan dibahas dan menjadi pertimbangan bagi ketua umum," katanya.
Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, pada Rakernas PDI Perjuangan mendatang, tentu akan ada kejutan-kejutan.
Puan menambahkan, dalam AD/ART PDI Perjuangan mengatur bahwa penetapan calon presiden merupakan kewenangan ketua umum yang diputuskan dalam forum rakernas dan atau Rapimnas.
Harapan Baru
Sebelumnya, Board of Advisor, Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie, sudah memprediksi jutaan orang Indonesia akan memaksa Jokowiuntuk bersedia maju.
Menurut Jeffrie, dukungan itu akan disampaikan secara bergelombang alamiah oleh rakyat Indonesia selambat lambatnya November tahun ini.
“Jokowi menjadi harapan baru untuk masyarakat. Ini bukan tanpa alasan, karena Jokowi tampil menjadi sosok yang tanggap dan cepat mengatasi persoalan masyarakat,” ujarnya.
Lebih jauh Jeffrie menjelaskan, jawaban Jokowi yang mengaku enggan memikirkan kursi presiden di tahun 2014 mendatang adalah sikap yang tepat.
”Justru jawaban-jawaban Jokowi bahwa dia tidak memikirkan capres 2014 dan hanya memikirkan tanggung jawabnya untuk membenahi kota Jakarta adalah pilihan jawaban yang tepat dan benar. Jokowi memang tidak harus memikirkan apalagi mendesain agar dirinya jadi capres 2014,” kata Jeffrie.
Apalagi, kata dia, popularitas dan elektabilitas Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden 2014 dinilai lebih unggul dibandingkan tokoh-tokoh lainnya yang digadang-gadang sebagai capres .
"Kalau kita mau objektif menilai peluang-peluang kandidat capres yang ada saat ini, suka tidak suka maka Jokowi telah mengungguli semua kandidat yang ada," ujar Jeffrie Geovanie.
Menurut Jeffrie, elektabilitas Jokowi bahkan telah mampu melampaui sejumlah tokoh yang menguasi parpol yakni Prabowo, Wiranto, Megawati, dan Aburizal Bakrie.
Jeffrie menambahkan popularitas dan elektabilitas Jokowi hanya bisa ditandingi oleh tokoh yang memenangi Konvensi Capres Partai Demokrat.
"Dari sejumlah peserta yang mungkin mengikuti Konvensi Capres Partai Demokrat, nama Gita Wiryawan patut diperhitungkan akan memenangkan konvensi," tuturnya.