Rabu 04 Sep 2013 13:11 WIB

Investasi Infrastruktur Dorong Pertumbuhan Keuangan Syariah Turki

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Kuveyt Turk, bank syariah asal Turki
Kuveyt Turk, bank syariah asal Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Investasi infrastruktur besar Turki dapat meningkatkan sektor keuangan syariah. Instrumen investasi syariah mendapat manfaat dari pembiayaan mega proyek Turki seperti jembatan, bandara dan Kanal Istanbul.

Ketua Borsa Istanbul Turki, Ibrahim Turhan mengatakan proyek-proyek tersebut sangat kompatibel dengan struktur pembiayaan syariah. Sementara Ketua Dewan Pasar Modal, Vahdettin Ertas menyebut mereka percaya bahwa kebutuhan penerbitan sukuk swasta akan meningkat karena adanya agenda besar investasi infrastruktur Turki. Penerbitan sukuk sukuk Kementerian Keuangan Turki telah melampaui 5 miliar dolar AS, sementara sektor swasta telah mengeluarkan lebih dari 1,5 miliar dolar AS.

Tak ketinggalan Bank Asya berencana menerbiitkan setidaknya 125 juta lira tambahan sukuk Turki sebelum akhir tahun. Sementara itu, Albaraka Turk juga sedang mempertimbangkan mengeluarkan lebih dari sukuk senilai 200 juta dolar AS dalam kuartal terakhir atau pada awal tahun depan.

Dalam 10 tahun terakhir, sektor keuangan syariah di Turki tumbuh sekitar 15 persen. Sementara di sejumlah negara di mana badan-badan keuangannya beroperasi sesuai prinsip syariah, dapat ditemukan pertumbuhan melampaui 70 persen. "Aset keuangan syariah global diperkirakan melebihi 1,9 triliun dolar AS pada akhir tahun ini," ujar Ertas seperti dikutip dari Hurriyet Daily News, Rabu (4/9).

Keuangan syariah dinilai sebagai sektor aman selama krisis keuangan yang memicu skeptisisme terhadap keuangan yang hanya berorientasi pada kepentingan. Keuangan syariah tidak hanya berharga karena berdasarkan prinsip Islam tapi juga karena merupakan produk alternatif yang bersandar pada basis keuangan kuat .

Instrumen keuangan syariah sangat penting dalam upaya Turki menjadikan Istanbul sebagai pusat keuangan global.  "Kita melihat ada surplus tabungan substansial dalam negara Teluk dan di Asia. Dana ini lebih memilih jalur keuangan syariah di mana mereka dapat berinvestasi dengan aman," ucap Ertas.

Ketua BIST, Turhan mengumumkan mereka berencana membuka pusat penelitian dan pengembangan untuk studi keuangan syariah dengan dukungan dari Kementerian Keuangan dan Bank Dunia. Pada  Februari lalu, Pemerintah Turki memperluas pemanfaatan instrumen keuangan syaariah melalui perkenalan peraturan baru untuk membuka jalan bagi bank syariah menemukan dana pensiun. Melalui layanan ini, investor dapat menginvestasikan dana pensiun mereka. Hingga kini, investor dana pensiun syariah tersebut telah mencapai 400 ribu dengan jumlah dana mencapai di atas 175 juta dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement