Rabu 04 Sep 2013 17:28 WIB

Nasib Pengungsi Syiah Sampang Belum Bisa Dipastikan

  Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)
Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Menteri Agama RI Surya Dharma Ali belum bisa memutuskan nasib pemulangan pengungsi Syiah Sampang yang kini tinggal di rumah susun Jemundo, Sidoarjo. Dikhawatirkan keberadaan pengikut Tajul Muluk masih memicu terjadinya konflik internal antarwarga.

Bla harus menyelesaikan persoalan pengungsi Syiah Sampang tanpa rekonsiliasi maka tidak terlalu rumit. Menag juga mengatakan ongkos pemulangan dan proses revitalisasi bangunan warga di desa tersebut dinilai relatif tidak memerlukan biaya yang besar serta waktu yang banyak.

"Untuk bangun rumah, ongkos pemulangan dan dana bantuan sosial, paling hanya menghabiskan Rp 2 miliyar. Tapi siapa yang mau tanggung jawab kalau setelah itu ada aksi bakar-bakaran dan bunuh-bunuhan lagi?" katanya di ruang VIP Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Rabu (4/9).

Berdasarkan laporan yang diterimanya, dia mengatakan, rekonsiliasi sejauh ini masih berjalan dengan lancar. Menurutnya, bila prosesnya tersebut terus berangsur membaik, maka pengungsi dipastikan dapat segera pulang ke kampung halamannya tanpa rasa khawatir.

Adapun yang perlu ditekankan yakni, semangat kekeluargaan. Dimenambahkan, ada tiga hal pokok hubungan antarkedua belah pihak seperti, hubungan darah, hubungan antara guru dan santri serta hubungan perkenalan kekerabatan.

"Karena hubungan kekerabatan masyarakat Sampang sangat erat, alangkah baiknya jika persoalan tersebut diserahkan kembali ke mereka," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement