REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kondisi mencekam terjadi di jalur Solo-Yogyakarta pascaketegangan antara suporter Persis Solo melawan PSS Sleman, saat kedua kesebelasan pertandingan lanjutan Grup 2 Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (DU LPIS) di Stadion Manahan.
Suporter PSS Sleman terpantau melakukan aksi sweeping di tugu batas kota Prambanan. Massa melakukan penghadangan setiap kendaraan AD -- pelat nomor Solo -- dari arah Solo. Demikian juga terhadap kendaraan pelat AD dari arah Yogyakarta menuju ke Solo. Pokoknya, pelaku mengejar suporter Pasoepati, julukan pendukung Persis Solo.
Aksi sweeping kendaraan berpelat AD itu terjadi dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Ribuan massa kemudian membubarkan diri mengendarai ratusan sepeda motor menuju arah Yogyakarta dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.
Saat kejadian sweeping, jalur Solo-Yogyakarta sepi. Ini setelah ada informasi penghadangan pengendara pelat AD. Bahkan, penduduk Soloraya menginformasikan aksi itu kepada keluarga, kerabat, dan temannya. ''Malam ini, dan beberapa hari berikutnya, kalau bisa jangan bawa motor pelat AD ke Yogya dulu,'' ujar Djoko Sardjono (64) menunjukkan SMS anaknya dari Yogyakarta.
Aksi sweeping ini, menyebabkan ratusan pengendara pelat AD tertahan hingga Pukul 21.00 WIB. Ini akibat ratusan suporter PSS Sleman berkumpul di perbatasan DIY-Klaten (Jawa Tengah) untuk menyambut kedatangan pemain PSS Sleman di Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (4/9) malam.
Ratusan pengendara sepeda motor berplat AD dari arah Solo menuju Jogja sempat tertahan di wilayah Klaten. Mereka memilih berhenti, karena adanya aksi sweeping oleh suporter pada nomor polisi AD.
Ratusan pengendara sepeda motor pelat AD tertahan di sebelah Timur rambu lalulintas wilayah Prambanan, Klaten. Mereka memilih berhenti, karena khawatir menjadi korban sweeping yang dilakukan suporter. Mereka memarkir sepeda motor dan mobil dipinggir jalan. Sehingga sempat membuat kemacetan arus lalu-lintas.
''Saya satu jam tertahan di sini. Takut menjadi sasaran massa yang mengamuk, karena mengendarai motor pelat AD,'' ujar Sarjono (53), warga Jatinom, Klaten.
Sejumlah pemuda sempat memberikan rambu di marka jalan. Mereka memberikan peringatan, agar pelat AD tidak melintas terlebih dahulu. Peringatan itu dilakukan berjarak sekitar 500 meter dari lokasi sweeping plat AD di kawasan tugu perbatasan selatan Candi Prambanan.