REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia memperingatkan serangan militer terhadap Suriah bisa memiliki efek bencana jika rudal menghantam sebuah reaktor kecil dekat Damaskus yang berisi uranium radioaktif. Kementrian Luar Negeri Rusia meminta badan nuklir PBB segera menilai risiko terhadap aksi militer AS untuk menghukum pemerintah Suriah.
"Jika hulu ledak, dengan sengaja atau secara kebetulan memukul Miniature Neutron Source Reactor (MNSR) dekat Damaskus, konsekuensinya bisa menjadi bencana besar," ujar pernyataan kementrian dikutip Al-Arabiya, Kamis (5/9).
Daerah terdekat dinilai bisa terkontaminasi uranium. Reaktor tersebut juga bisa jatuh ke tangan orang yang mungkin menggunakannya sebagai senjata. Rusia mendesak Badan Energi Atom Internasional PBB untuk bereaksi cepat dan menganalisis risiko terkait serangan amerika di MNSR dan fasilitas lain di Suriah.
Moskow menjadi sekutu paling kuat Presiden Suriah Bashar al-Assad. Mereka melindungi Suriah dari resolusi PBB yang lebih keras. Mereka juga memperingatkan serangan militer Barat ke Suriah akan meningkatkan ketegangan dan merusak upaya mengakhiri perang saudara di negara itu.
Badan nuklir PBB tidak berkomentar mengenai pernyataan Rusia tersebut. Namun, pekan lalu, IAEA mengatakan Suriah telah memberi pernyataan ada sejumlah kecil bahan nuklir di MNSR. Mantan insepktur IAEA, Olli Heinonen mengatakan inti reaktor biasanya memiliki satu kilogram uranium yang diperkaya, tidak lebih dari 25 kg namun cukup untuk membuat bom atom.