REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Barack Obama masih ingin mengirim utusan khusus ke Korea Utara dalam upaya membebaskan warga Amerika-Korea yang dipenjarakan di sana, kata seorang pejabat di Washington Rabu.
"Kami siap untuk mengirim Duta Besar (Robert) King ke Korea Utara jika DPRK (Korea Utara) menerima kembali undangan," kata pejabat Departemen Luar Negeri kepada Kantor Berita Yonhap mengenai latar belakang, dan menambahkan pejabat itu memiliki jabatan formal di departemen.
Pekan lalu, King, utusan khusus masalah hak asasi Korea Utara, berencana untuk melakukan perjalanan ke Pyongyang atas undangan rezim komunis itu.
Pemerintah AS teguh pada sikap bahwa perjalanan King akan fokus hanya pada negosiasi pelepasan Kenneth Bae, 45 tahun, yang ditahan di negara itu selama 10 bulan.
Tetapi Korea Utara tiba-tiba membatalkan undangan itu hanya beberapa jam sebelum keberangkatan King ke negara tersebut, memaksa dia untuk kembali ke Washington dari Asia Timur Laut.
Para pejabat AS mengatakan, mereka benar-benar tertangkap basah.
Diplomat Korea Selatan di Washington juga menyuarakan kekecewaan, mengatakan langkah Korea Utara hanya makin mengintensifkan ketidakpercayaan masyarakat di negara itu.
Pyongyang kemudian mengklaim bahwa AS pertama "merusak" suasana dialog dengan terbangnya pesawat pembom strategis B-52H di atas semenanjung untuk latihan militer.