REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Dinas Sosial DIY mengusulkan anggaran dalam ABT (Anggaran Belanja Tambahan) untuk dropping air bersih yang mengalami kekeringan di wilayah DIY (Gunungkidul, Kulonprogo, Bantul, Sleman).
"Kami mengusulkan untuk dropping air bersih di 1000 dengan nilai sekitar Rp 175 juta," kata Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi kepada Republika, Kamis (5/9).
Dia berharap anggaran tersebut disetujui oleh DPRD DIY. Menurut Untung, anggaran untuk dropping air per tangki bervariasi, tergantung jaraknya, kalau jarak yang terdekat sekitar Rp 130 ribu per tangki,agak jauh Rp 150 ribu per tangki dan Rp 175 per tangki dan yang paling jauh bisa mencapai Rp 200 per tangki.
"Jadi anggaran Rp 175 juta yang kami usulkan merupakan angka rata-rata," ujarnya.
Dia mengemukakan sampai saat ini masih banyak proporsal yang masuk ke Dinas Sosial DIY untuk permintan untuk dropping air bersih dari kelompok-kelompok. Kebanyakan permintaan dropping air tersebut dari Kabupaten Gunungkidul.
Walaupun dana dari ABT belum turun, kata Untung, tapi Dinas Sosial DIY sudah melakukan dropping air yang disalurkan oleh Tagana (Taruna Siaga Bencana) sejak 20 Agustus.
Sampai saat ini sudah dilakukan dropping air untuk 136 titik (tangki) di 16 kecamatan di Gunungkidul. Namun untuk Kecamatan Playen dan Purwosari tidak ada dropping air karena masih tersedia air bersih.
Dropping air tersebut menggunakan anggaran pengerahan dari dana dekonsentrasi sebesar Rp 300 juta. Dana tersebut diperkirakan untuk 2 ribu tangki se-DIY.
Perinciannya: sebanyak 1000 tangki untuk Kabupaten Gunungkidul, sebanyak 500 tangki untuk kabupaten Kulonprogo dan masing-masing 250 tangki untuk Kabupaten Sleman dan Bantul.