REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Situasi keamanan di Afghanistan tidak lagi memerlukan kekuatan militer asing. Komandan Militer Tertinggi Inggris di Kabul, Letnan Jenderal John Lorimer mengatakan, militer Afghanistan sudah dapat mempertahankan keamanan domestik.
Meskipun masih mencatatkan korban jiwa, kata Lorimer, pasukan Afghanistan efektif melakukan pengamanan terhadap negaranya sendiri. Kata dia, militer setempat, dapat melakukan perlawanan dari kelompok bersenjata Taliban.
"Ketika Anda berperang dengan kelompok yang kejam (Taliban), tentu menimbulkan korban," kata Lorimer, seperti dikutip BBC News, Kamis (5/9).
Lorimer berpendapat, tugas pasukan asing sudah waktunya meninggalkan Afghanistan. Sekarang sekira delapan ribu pasukan asing di Afghanistan. Pasukan tersebut adalah sisa dari 24 ribu tentara gabungan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengakhiri misi perang di Afghanistan, penyebab berkurangnya jumlah militer asing. Obama menargetkan, tahun mendatang sudah tidak lagi ada militer NATO di Afganistan.
Penarikan pasukan NATO sebenarnya menyisakan persoalan. Kelompok Taliban pun belum menyatakan akan menghentikan serangan. Upaya rekonsiliasi Taliban dan NATO yang digagas Presiden Hamid Karzai pun gagal, dan tidak membekas.
BBC News mengatakan, sisa-sisa perlawanan Taliban belum dapat diredam pasukan militer lokal. Meskipun pasukan NATO masih ada, namun sejak penarikan bertahap tentara asing, militer lokal adalah komandan utama menanggapi perlawanan. Namun, minimnya pengalaman militer lokal, membuat kelompok Taliban kembali menguat. Dikatakan, tahun ini angka kematian pasukan lokal, lebih banyak dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya.